Blok Migas RI Tak Laku Saat Insentif Sudah Jor-joran, Kenapa?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 September 2021 17:20
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memberikan berbagai insentif dan juga perbaikan regulasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) demi menggaet investor.

Namun sayangnya, di saat sejumlah insentif sudah diberikan, lelang blok migas yang ditawarkan pemerintah tidak sepenuhnya menarik investor.

Dari empat blok migas yang ditawarkan melalui penawaran langsung sejak Juni 2021, antara lain blok South CPP, Sumbagsel, Rangkas, dan Liman, namun hanya ada dua blok migas yang laku, yaitu blok South CPP dan Liman.

Lantas, apa yang menyebabkan lelang blok migas RI kurang laku meski pemerintah sudah jor-joran memberikan insentif?

Praktisi Migas Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, ini menunjukkan bahwa bukanlah perkara mudah untuk mengembalikan kepercayaan investor.

"Tidak mudah mengembalikan excitement and trust dari mediocrity, bahkan keterpurukan," papar Mantan Gubernur Indonesia untuk OPEC 2015-2017 ini kepada CNBC Indonesia, Senin (06/09/2021).

Menurutnya, investor masih ingin melihat kesungguhan dari pemerintah. Oleh karena itu, menurutnya masih ada faktor wait and see dari investor.

"Mereka belum lupa dan masih ingin lihat kesungguhan dari pemerintah yang sekarang. Jadi, faktor wait and see-nya masih ada," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, secara keekonomian potensi sumber daya berhadapan dengan prospeknya, dan berkaitan dengan proyeksi harga ke depannya.

"The (potential) economics of the resources vis a vis prospectiveness. Tentunya dengan pertimbangan (proyeksi) harga ke depan," jelasnya.

Widhyawan mengatakan, kedua hal ini, yakni mengenai kepercayaan dan proyeksi keekonomian, lalu ditambah dengan isu transisi energi, maka ini membuat energi fosil, salah satunya migas, sudah tidak lagi menjadi pilihan utama.

"Kedua hal di atas ditambah dengan transisi energi dan ambisi net zero emission yang akan membuat energi fosil semakin tidak menjadi pilihan utama, termasuk untuk migas," tuturnya.

Perlu diketahui, sejak awal pembukaan lelang pada 17 Juni 2021 lalu, pemerintah optimistis blok-blok migas yang ditawarkan akan laku karena telah memperbaiki regulasi dan juga ketentuan dan syarat (term and conditions/ T&C) kontrak.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji sempat mengatakan, ada perbaikan syarat dan ketentuan (T&C) untuk lelang WK migas tahun ini. Dia menjelaskan, insentif yang diberikan tahun ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Hal ini tak lain ditujukan untuk menggaet investor.

Beberapa insentif yang diberikan di antaranya meningkatkan pembagian bagi hasil produksi (split) untuk investor atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Untuk minyak, paling tinggi bagi hasil produksi untuk pemerintah 80% dan kontraktor 20% atau 80:20 dan bagi hasil produksi pemerintah paling rendah 55% dan untuk kontraktor 45% atau 55:45.

Kemudian untuk produksi gas, bagi hasil untuk pemerintah paling tinggi 75% dan kontraktor 25% atau 75:25 dan bagi hasil terendah bagi pemerintah yaitu 50% dan untuk kontraktor 50% atau 50:50.

"Ada beberapa insentif, kami sudah buktikan bahwa kami mendengarkan komunitas migas Indonesia seperti IPA, kami naikkan sharing split," paparnya dalam "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual, Rabu (01/09/2021).

Kedua, insentif yang diberikan yakni menetapkan harga migas untuk penjualan di dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO) hingga 100% untuk kontrak migas (Production Sharing Contract/ PSC) Cost Recovery dan juga PSC Gross Split.

Ketiga, lanjut Tutuka, insentif berupa pengurangan bagi hasil dari tetesan minyak pertama yang diproduksi atau first tranche petroleum (FTP) sebesar 10%. Keempat, bonus tanda tangan (signature bonus) yang dilelang terbuka atau open bid.

Dan terakhir, fleksibilitas kontraktor migas dalam memilih bentuk kontrak kerja sama, apakah memilih PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split.

Namun nyatanya, pada pengumuman pemenang lelang blok migas pada Jumat (03/09/2021) lalu, hanya ada dua blok migas yang memiliki pemenangnya, yaitu:

1. PT Energi Mega Persada Tbk untuk Blok South CPP, Riau Barat.
Bonus tanda tangan US$ 500 ribu atau sekitar Rp 7,2 miliar (asumsi kurs Rp 14.500 per US$).
2. Husky Energy International Corporation untuk Blok Liman, Jawa Timur.
Bonus tanda tangan US$ 200 ribu atau sekitar Rp 2,9 miliar.

Adapun jumlah total investasi komitmen pasti dari dua wilayah kerja migas tersebut adalah sebesar US$ 20.300.000 (Rp 294 miliar) dan bonus tanda tangan sebesar US$ 700.000 (Rp 10 miliar).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bakal Dapat Tambahan Pasokan Minyak Jumbo di 2028, Ini Sumbernya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular