
Bank-bank China Dikabarkan Ramai-ramai Borong Dolar, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank besar milik negara diĀ China dilaporkan ramai-ramai membeli dolar Amerika Serikat (AS). Ini terjadi di pasar spot onshore pada Jumat (3/9/2021) malam.
Tiga sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan langkah itu diambil agar harga yuan menjadi lebih rendah lagi. Bank-bank negara sengaja mengendalikan mata uang dengan memastikan yuan ditutup pada sisi yang lebih lemah dari level 6,45 per dolar.
Salah satu sumber mengatakan pihak berwenang tidak ingin kenaikan atau penurunan nilai tukar yang terlalu tajam. Ini dipicu karena pasar menghadapi meningkatnya ketidakpastian luar negeri, termasuk prospek pengurangan stimulus era pandemi Federal Reserve (Fed) AS.
Namun tindakan bank negara tersebut membuat pelaku pasar bertanya-tanya tentang sikap kebijakan mereka. Sebagaimana diketahui, bank-bank besar milik negara di China sering bertindak sebagai agen bank sentral di pasar mata uang, tetapi mereka juga berdagang atas nama mereka sendiri.
"Pasar dengan panas mendiskusikan apa yang terjadi pada Jumat malam, mencoba mengukur sikap kebijakan," kata seorang pedagang di bank asing, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya yuan di pasar spot onshore menguat setelah dolar AS terjun pasca keluarnya data pekerjaan AS. Yuan menyelesaikan sesi Jumat di 6,4585 per dolar setelah naik ke tertinggi 6,4305, terkuat sejak 17 Juli.
Yuan telah naik sekitar 11% terhadap dolar sejak Mei 2020. Ini didukung oleh investasi asing yang besar di saham dan obligasi daratan dan surplus transaksi berjalan yang besar. Keuntungannya sekarang tampak melebar, dengan indeks nilai tukar efektif tertimbang perdagangan tertinggi di 5-1/2 tahun.
Mata uang yang terlalu kuat dapat merugikan eksportir. Banyak ekonom pasar kini memperkirakan beberapa pelemahan yuan jika China melonggarkan kondisi kredit dan meluncurkan lebih banyak pelonggaran fiskal dan moneter untuk mendukung ekonomi, terutama karena data menunjukkan rebound ekonomi kehilangan tenaga.
Sumber mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa regulator mata uang China telah melakukan survei langka terhadap bank dan perusahaan untuk menanyakan tentang proses manajemen risiko mereka. Termasuk kemampuan untuk menangani volatilitas dalam yuan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral China Gerak Cepat Lemahkan Kurs Yuan, untuk Apa?
