
Adu Kuat Bisnis Menara Telkom-Djarum-Saratoga, Siapa Jawara?

Jumlah penyewaan
Grup Telkom dalam laporan tahunannya tidak merinci jumlah penyewaan yang diterima oleh Grup secara keseluruhan, akan tetapi menyebutkan bahwa jumlah penyewa menara Mitratel mencapai 30.570 tenant dengan rasio penyewaan 1,63 kali jumlah menara yang merupakan terendah jika dibandingkan dengan emiten pengelola menara lainnya.
Grup Djarum melalui anak usaha TOWR memiliki 39.127 jumlah sewa lokasi sehingga menjadikan rasio penyewaan menara sebesar 1,83 kali jumlah menara.
Sedangkan SUPR yang masih dalam proses akuisisi memiliki 12.145 penyewaan site menara dengan rasio penyewaan sebesar 1,89 kali. Jika digabung total penyewaan mencapai 51.272 dengan rasio sebesar 1,84 kali jumlah menara.
Selanjutnya TBIG memiliki 31.850 penyewaan sehingga rasio penyewaannya berada di angka 1,97 kali jumlah menara lebih tinggi dari anak usaha Grup Djarum.
Daftar klien
Selain mengelola menara secara pribadi Grup Telkom juga menggunakannya secara mayoritas melalui anak usaha dalam grup sendiri. Grup Telkom merupakan satu-satunya yang memilikilayanan operator telekomunikasi seluler yaitu Telkomsel dan juga menyediakan jasa internet melalui Indi Home.
Tidak hanya dari dalam negeri, pangsa pasar pelanggan Telkom Group tersebar di wilayah Asia Pasifik, terutama di Asia Tenggara yang memiliki kondisi geografis kepulauan, membutuhkan satelit sebagai infrastruktur telekomunikasi dan penyiaran.
Kemampuan layanan satelit ini meliputi broadband backhaul, cellular backhaul, TV on demand, enterprise network, distribusi video, jaringan militer dan pemerintah, televisi DTH (direct-to-home), komunikasi penerbangan, dan pemulihan bencana
Sementara itu Protelindo yang merupakan anak usaha TOWR beroperasi secara independen dari operator komunikasi nirkabel memiliki pelanggan yang lebih beragam.
Para pelanggan Protelindo mencakup operator telekomunikasi besar di Indonesia seperti PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).
Berdasarkan jumlah pendapatan perusahaan, PT Hutchison 3 Indonesia merupakan penyumbang terbesar dengan kontribusi nyaris sepertiga atau mencapai 32% pada tahun 2020, diikuti oleh XL Axiata sebesar 30%, Telkomsel 15%, Indosat 11%, Smartfren 2% dan dari sumber lainnya 11%.
Sementara itu pendapatan Solusi Tunas Pratama terutama berasal dari lima operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, yaitu EXCL, PT Hutchison 3 Indonesia, Telkom Group, ISAT dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Kelima operator tersebut menyumbang 95,7% terhadap pendapatan perusahaan, dengan porsi terbesar disumbangkan XL Axiata sebesar 33,3% dari total pendapatan SUPR tahun 2020.
Senada dengan anak usaha Grup Djarum, TBIG milik Saratoga juga memiliki klien yang cukup beragam dengan mayoritas merupakan operator seluler terbesar di tanah air. Pendapatan dari lima operator telekomunikasi seluler utama menyumbang hampir seluruh pendapatan perusahaan, hanya 0,7% yang bukan merupakan dari lima operator telekomunikasi utama.
Pendapatan terbesar TBIG disumbangkan oleh Telkomsel dengan kontribusi yang cukup signifikan atau mencapai 39,1%, selanjutnya Indosat menyumbang pendapatan kepada TBIG sebesar 21,5%, XL Axiata sejumlah 16,9%.
Sedangkan Hutchison 3 Indonesia yang merupakan klien terbesar Protelindo hanya menyumbang 14,7% terhadap pendapatan TBIG. Adapun 7,1% sisanya disumbangkan oleh operator Smartfren.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
