
Pasca Diakuisisi Anak Usaha TOWR, SUPR Sinyalkan Go Private?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) masih mendiskusikan dengan pemegang saham perseroan, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mengenai status perseroan setelah pelaksanaan akuisisi oleh Protelindo.
Dalam pengumuman yang disampaikan kepada otoritas bursa, manajemen SUPR belum bisa menyampaikan lebih lanjut mengenai status sebagai perusahaan tercatat atau menjadi perusahaan non publik (go private).
Selain itu, perusahaan juga masih mendiskusikan lebih lanjut mengenai rencana pemenuhan kepemilikan saham publik sebesar 7,5% atau free float.
"Perseroan dan pemegang saham pengendali masih mendiskusikan secara internal terkait rencana ke depan atas status perseroan. Sebagaimana yang diatur dalam peraturan Bursa dan sejalan dengan apa yang diatur dalam POJK, Perseroan memiliki waktu 2 tahun untuk kemudian melakukan re-float," kata Corporate Secretary SUPR, A. Ardityo Budi Susetiatmo, dikutip Senin (7/2/2022).
Berdasarkan komposisi kepemilikan saham perseroan sampai dengan 18 Januari 2022, tercatat anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia memiliki 99,96% saham SUPR.
Porsi kepemilikan saham publiknya juga tak sampai 1%, yakni hanya 0,04% jauh dari yang disyaratkan pemenuhan free float minimal sebesar 7,5%.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Protelindo, Maya Marcella juga menuturkan hal senada dengan SUPR.
"Perseroan sampai dengan saat ini masih dalam proses diskusi internal mengenai rencana ke depan terkait dengan status PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) pasca pelaksanaan akuisisi. Sehubungan dengan hal tersebut, saat ini Perseroan belum dapat menyampaikan informasi lebih lanjut yang perlu diketahui oleh BEI," katanya.
Sebagai informasi, perusahaan telekomunikasi yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini sebelumnya telah melaksanakan penawaran tender wajib atas saham SUPR.
Tender wajib tersebut dilakukan di harga yang sama saat akuisisi dilakukan pada awal Oktober 2021 lalu, di angka Rp 15.640,51/saham.
Perusahaan juga telah menyampaikan bahwa jumlah saham yang akan dibeli dari investor ritel ini sebanyak-banyaknya 67.965.022 saham atau setara dengan 5,97% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Untuk itu setidaknya Protelindo telah mempersiapkan dana senilai Rp 1,06 triliun.
Adapun, total saham yang telah dibeli sebanyak 67.478.878 saham. Artinya dana yang dihabiskan untuk membeli saham tender wajib mencapai Rp 987,92 miliar, dengan kepemilikan saham meningkat dari 94,03% menjadi 99,96%.
(sys/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fantastis! Ada Nego Misterius Rp17 T Saham SUPR, Grup Djarum?
