Batu Bara Jawara Komoditas, Karet Paling Ngenes!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 September 2021 17:27
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta,CNBC Indonesia - Indonesia kaya akan hasil alamnya. Mengutip lirik lagu lawas populer milik Koes Plus, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

Indonesia memiliki delapan komoditas ekspor andalan yaitu sawit, batu bara, nikel, tembaga, timah, aluminium, karet, dan kopi. Harga kedelapan komoditas andalan tersebut bergerak variatif pada Agustus 2021.

Batu bara jadi juara dengan kenaikan harga 11,29% selama Agustus 2021 secara point-to-point. Sedangkan karet jadi komoditas yang paling lesu dengan penurunan harga 7,89%.

Berikut deretan kinerja harga komoditas andalan ekspor Indonesia:

1. Batu Bara

Harga batu bara pada Agustus 2021 ditutup di US$ 170/ton. Naik 11,29% dibanding posisi akhir Juli 2021. Harga batu bara mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa (all time high) pada 27 Agustus 2021 di US$ 171/ton.

coalSumber: Refinitiv

Kenaikan harga batu bara disebabkan oleh tingginya permintaan China. Impor batu bara dari China pada Agustus 2021 mencapai 25,6 juta ton. Naik 3,86 juta ton atau 17,8% dibandingkan Juli 2021. Dibandingkan dengan Agustus 2020, permintaan naik 4,63 juta ton atau 18,11%.

coalSumber: Refinitiv

Permintaan batu bara China yang meningkat karena adanya pemulihan kegiatan industri dari pembatasan kegiatan untuk menekan kasus virus corona.

Tren harga batu bara pada semester II-2021 diperkirakan masih meningkat. Hal ini karena ada potensi kenaikan. 

"Kami melihat bahwa permintaan batu bara termal China akan meningkat lebih lanjut di semester II-2021 didukung oleh konsumsi listrik yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan cuaca dingin dan kering di China", dikutip dari riset Mirae Sekuritas.

2. Kopi

Harga kopi pada Agustus 2021 ditutup US$ 193,45 /pon. Naik 7,74% dibanding akhir Juli 2021.

kopiSumber: Refinitiv

Lonjakan harga kopi dunia disebabkan rendahnya produksidari negara-negara penghasil terbesar dunia. Produksi kopi turun akibat gangguan cuaca dan penguncian wilayah untuk pengendalian pandemi.

Brasil mengalami cuaca dingin ekstrem yang menghantam kebun kopi sehingga tidak bisa panen. Produksi di Negeri Samba diperkirakan akan jatuh dan mencapai titik terendah selama dua dekade terakhir.

Untuk diketahui, Brazil merupakan produsen terbesar kopi selama 150 tahun. Fenomena cuaca dingin ekstrim yang saat ini terjadi adalah terparah sejak 1994. Sehingga gagal panennya kebun kopi di Brazil akan menganggu pasokan kopi dunia.

Vietnam sebagai produsen kopi tebesar kedua juga mengalami gangguan pasokan karena penguncian yang dilakukan untuk menekan kasus COVID-19. Pemerintah Vietnam melakukan penguncian di Kota Ho Chi Minh yang merpakan pusat pengekspor kopi. Penguncuian ini mengakibatkan terhambatnya distribusi biji kopi dan pasokan untuk ekspor.

3. Aluminium

Harga aluminium sepanjang Agustus 2021 naik 4,29% dibanding Juli 2021. Harga aluminium mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa (all time high) pada 31 Agustus 2021 di harga US$ 2709,25/ton.

aluminiumSumber: Trading Economics

Harga aluminium naik  karena munculnya kekhawatiran pasokan yang terpangkas karena adanya pengetatan produksi di China. Pengetatan produksi dari China, dikombinasikan dengan melonjaknya permintaan global, telah mendorong harga aluminium mencapai rekor tertinggi sejak 10 tahun terakhir, kata analis Wood Mackenzie Uday Patel.

Produksi aluminium China masih akan meningkat tahun ini dibandingkan tahun lalu, walaupun lebih lambat karena adanya pengetatan. Produksi aluminium China diproyeksikan 500.000-600.000 ton lebih rendah dari ekspektasi pada awal 2021, tambah Patel.

Halaman Selanjutnya --> Harga Timah Cetak Rekor

4. Timah

Harga timah pada Agustus 2021 ditutup US$ 33.840/ton. Naik 2,66% dibanding posisi akhir Juli 2021. Harga timah mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa (all time high) pada 11 Agustus 2021 di harga US$ 35.720/ton.

tinSumber: Trading Economics

Harga timah naik terdorong oleh pasokan yang terbatas. Pasokan timah di gudang LME terus menurun. China sebagai produsen timah besar dunia pun mengalami masalah pasokan karena penguncian wilayah dalam upaya menekan kasus virus corona.

5. Nikel

Harga nikel pada Agustus 2021 ditutup US$ 19.589/ton. Naik 0,22% dibanding akhir Juli 2021.

nikelSumber: Trading Economics

Pesanan untuk produk stainless steel berlanjut sampai akhir tahun, terutama permintaan usai penguncian wilayah dan lemahnya distribusi karena virus corona. Akibat gangguan ini, konsumen pun harus memesan jauh-jauh hari untuk mengamankan pasokan.

Persediaan nikel mentah di gudang ShFE dan stok di gudang LME mulai mengalami penurunan pasokan nikel.

Pada saat bersamaan, ekspansi mobil listrik juga mendongkrak permintaan nikel global hingga 18% di 2021 dari tahun lalu. Nikel juga menjadi komponen penting dalam pembuatan baterai mobil listrik. Sehingga membuat harga nikel meningkat pada bulan Agustus 2021.

nikelSumber: Reuters

6. Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil/CPO)

Harga CPO pada Agustus 2021 ditutup MYR 4.254/ton. Turun 2,63% dibanding posisi akhir Juli 2021.

cpoSumber: Refinitiv

Harga minyak sawit turun karena rendahnya ekspor. Ekspor minyak sawit Malaysia bulan lalu tercatat 1 juta metrik ton. Turun 468.000 metrik ton atau 31,3% dibanding Juli 2021 dan turun 45,5% dibanding Agustus 2020.

Pencapaian ekspor pada Agustus 2021 menjadi terendah sepanjang 2021. Penguncian di beberapa wilayah China dalam upaya menekan laju COVID-19 menyebabkan pengiriman minyak sawit terhambat.

Di sisi lain, hanya minyak kedelai pada Agustus turun 8,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Turunnya harga kedelai juga mendorong harga minyak sawit. Pasalnya kedelai merupakan barang subtitusi dari minyak sawit sehingga keduanya memiliki hubungan berbanding lurus.

Halaman Selanjutnya --> Harga Tembaga dan Karet Ambles

7. Tembaga

Harga tembaga pada Agustus 2021 ditutup US$ 4,36/ton. Turun 2,69% dibanding akhir Juli 2021.

copperSumber: Trading Economics

Harga tembaga turun akibat kekhawatiran penurunan permintaan dari China. Pemicunya adalah rilis PMI manufaktur China yang turun pada Agustus 2021.

Tren aktivitas manufaktur China terus menurun sejak Maret 2021 hingga Agustus 2021. PMI Manufaktur China pada bulan Agustus sebesar 50,1. Turun dari bulan sebelumnya sebesar 50,4.

Penurunan ini karena pembatasan kegiatan karena langkah penurunan tingkat penularan virus Corona. Terganggunya pasokan bahan baku dan tingginya harga bahan baku menjadi pemberat produksi pabrik.

8. Karet

Harga karet pada Agustus 2021 ditutup JPY 194,8/kg. Turun 7,98% dibanding posisi akhir Juli 2021, terendah sejak September 2020.

karetSumber: Refinitiv

Harga karet berjangka turun pada hari ini karena perlambatan aktivitas manufaktur Asia dan Eropa pada Agustus 2021. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar akan melemahnya permintaan global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Komoditas Unggulan RI Meroket, Yakinlah Q2 Ekonomi RI Ngegas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular