
Indeks Dolar AS Bisa Jeblok di September, Rupiah Aman?

Setelah rilis data tenaga kerja, perhatian akan tertuju pada tapering, The Fed di bulan ini akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (23/9/2021) dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar mengharapkan adanya lebih banyak detail kapan dan bagaimana tapering akan dilakukan.
Ketua The Fed, Jerome Powell memang sudah menyebutkan tapering di tahun ini akan tepat dalam simposium Jackson Hole Jumat pekan lalu. Tetapi bulan apa akan dilakukan masih belum disebutkan. Spekulasi yang beredar, tapering baru akan dilakukan di bulan Desember.
Kemudian seberapa besar QE akan dikurangi juga belum diketahui. Saat ini QE The Fed nilainya US$ 120 miliar per bulan. Pada tahun 2013 lalu, saat The Fed di bawah pimpinan Ben Bernanke, tapering dilakukan dengan mengurangi QE sebesar US$ 10 miliar setiap bulannya.
Kuncinya saat ini ada pada data tenaga kerja AS. Jika data tersebut lebih bagus dari ekspektasi, maka spekulasi tapering akan dilakukan sebelum Desember akan semakin menguat. Tetapi itu masih kemungkinan, semuanya akan terjawab pada pengumuman kebijakan moneter The Fed.
Sebaliknya, ketika data tenaga kerja AS buruk, maka spekulasi tapering di bulan Desember yang akan semakin kuat di pasar, bahkan tidak menutup adanya ekspektasi baru dilakukan di awal tahun depan.
Jika melihat sikap Powell saat Jackson Hole, pasar menganggapnya dovish. Sehingga, ketika data tenaga kerja lebih bagus dari ekspektasi, ada kemungkinan The Fed masih bersabar untuk melihat data selanjutnya.
Tetapi beda ceritanya kalo data tenaga kerja buruk, tentunya akan mempertegas sikap The Fed tidak akan buru-buru melakukan tapering.
Jika itu terjadi, maka rupiah kemungkinan akan mampu mencatat penguatan di bulan September.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Analisis Teknikal
(pap/pap)