Jakarta, CNBC Indonesia - Satu lagi pengusaha yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi harta dari sektor teknologi dan internet masuk dalam jajaran orang terkaya di Singapura.
Gang Ye, salah satu pengembang game seluler Free Fire yang sangat digemari di Tanah Air diperkirakan memiliki kekayaan mencapai US$ 12,1 miliar atau setara dengan Rp 175,45 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada 2 September 2021.
Informasi ini mengutip data dari Forbes Real Time Billionaires yang mencatat kekayaan taipan di seluruh dunia secara real time.
Gang Ye merupakan rekan dari Forrest Li, bersama David Chen mereka bertiga membangun perusahaan konsumer teknologi raksasa Sea Ltd, yang menguasai pasar e-commerce dan gaming di Asia Tenggara.
Sama seperti rekannya, Ya juga merupakan imigran dari China, yang pindah ke Singapura saat remaja dan menjadi warga negara segera setelah kembali dari AS dan memperoleh gelar Ilmu Komputer dan Ekonomi dari Carnegie Mellon University.
 Foto: Gang Ye, dok Sea Ltd Gang Ye, dok Sea Ltd |
Situs resmi Sea mencatat, sejak Maret 2010 Gang Ye telah menjadi anggota dewan direksi Sea Group, induk e-commerce Shopee.
Selanjutnya Gang menjabat sebagai Chief Operating Officer Sea Group sejak Januari 2017 setelah menduduki posisi chief technology officer dari Maret 2010 hingga Desember 2016.
Gang Ya juga pernah menjabat sebagai anggota Komite Ekonomi Masa Depan Singapura (Committee on the Future Economy) yang beranggotakan 30 orang, diketuai bersama oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dan Industri (Industri) Singapura, untuk mengembangkan strategi ekonomi masa depan. Selain itu ia juga pernah berkarir di perusahaan yang didirikan oleh taipan kelapa sawit Indonesia Wilmar International.
NEXT: Kontribusi Free Fire
Keberhasilan yang saat ini dialami Gang Ya dan Sea secara umum dapat diatribusikan pada kesuksesan salah satu game selulernya Free Fire, yang telah melampaui 1 miliar unduhan di Google Play. Segmen game merupakan divisi yang paling menguntungkan dalam Grup Sea.
Hingga kuartal kedua tahun ini layanan digital entertainment masih menjadi kontributor terbesar mencapai US$ 1,80 miliar atau hampir setengah dari total pendapatan Sea senilai US$ 4,04 miliar. Pendapatan ini lebih besar dari e-commerce sejumlah US$ 1,77 miliar.
Beban pokok pendapatan digital entertainment juga tidak sampai sepertiga dari pendapatan, sementara beban pokok pendapatan e-commerce mencapai 84% dari total pendapatan.
Kesuksesan Free Fire tidak hanya terjadi di Indonesia, periset pasar aplikasi seluler Sensor Tower mencatat Free Fire menjadi game seluler battle royale dengan pendapatan tertinggi di Amerika Serikat (AS) pada kuartal pertama tahun ini mengalahkan PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) milik Tencent.
Sensor Tower memperkirakan pendapatan game yang dirintis Garena ini mencapai US$ 100 juta atau meningkat hampir 4,5 kali lipat dari kuartal pertama tahun lalu.
Secara global Sensor Tower memperkirakan Free Fire memperoleh pendapatan US$ 255 juta hingga akhir Maret tahun ini. Pendapatan ini hanya kalah dari PUBG yang menguasai pasar game China dengan pendapatan US$ 744 juta di segmen yang sama.
Di Indonesia, Garena yang merupakan penerbit game Free Fire dikabarkan bekerjasama dengan emiten Grup MNC yang ikut masuk ke industri e-Sports yakni PT MNC Studios International Tbk (MSIN), anak usaha PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (18/8/2021), telah mencapai kesepakatan dengan pengembang dan penerbit game online terkemuka Singapura, PT Garena Indonesia, untuk memproduksi Free Fire Master League Div 1 (FFML) Season IV dan Free Fire Indonesia Masters (FFIM) 2021.
Nantinya, turnamen tersebut akan disiarkan di berbagai jaringan distribusi milik Grup MNC melalui MNCN TV FTA, GTV dan super-app RCTI+.
Turnamen e-sport ini diperkirakan akan tayang pada 21 Agustus hingga 2 Oktober 2021 dan 6 tim terbaik akan bertanding dalam babak playoff.
Sea Ltd yang merupakan perusahaan induk Garena pertama kali diperdagangkan sebagai perusahaan publik mendekati akhir tahun 2017, sejak awal melantai di bursa Wall Street (New York Stock Exchange/NYSE) harga sahamnya telah meningkat hingga 1980%.
Pada penutupan perdagangan Selasa (31/8) di Wall Street, saham Sea tercatat naik 1,96% ke level US$ 338,32 per saham, dalam sepekan saham ini juga meningkat 7,60% dan selama sebulan terakhir melonjak 20,27%. Kapitalisasi pasar Sea tercatat sebesar US$ 181,99 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA