Setelah Perancis & India, Shopee Hentikan Operasi di Spanyol?

Tim Riset, CNBC Indonesia
14 June 2022 16:05
FILE PHOTO: A person walks in front of a sign of Shopee, the e-commerce arm of Southeast Asia's Sea Ltd, at its office in Singapore, March 5, 2021. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Foto: Ilustrasi Shopee (REUTERS/Edgar Su)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan e-commerce milik Sea Group, Shopee, dikabarkan akan menghentikan operasinya dan keluar dari pasar Spanyol. Jika terjadi, ini merupakan kali ketiga dalam setahun ini Shopee meninggalkan pasar yang dipenetrasi secara agresif sejak tahun lalu.

Sebelumnya Shopee telah lebih dulu keluar dari pasar India pada akhir Maret 2022, lima bulan pasca pertama kali masuk ke negara Bollywood pada November 2021. Pada bulan yang sama Shopee juga keluar dari pasar Prancis setelah bertahan hanya sekitar lima bulan saja.

Shopee mulai melakukan ekspansi ke Eropa dengan masuk ke Polandia pada September 2021, sebulan kemudian masuk pasar e-commerce di Spanyol. Meski demikian Shopee masih beroperasi di sebagian besar pasar global lainnya, termasuk di Indonesia.

Kabar dihentikannya operasi di Spanyol datang pasca isu PHK besar-besaran yang akan dilakukan oleh anak perusahaan Sea yang melantai di Bursa Saham New York.

Kondisi keuangan masih tertekan

Menurut laporan keuangan yang diterbitkan induk perusahaan, pada tiag bulan pertama tahun ini Shopee membukukan kerugian fantastis dalam bentuk adjusted EBITDA yang nilainya meningkat menjadi US$ 742,8 juta atau setara dengan Rp 10,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.350/US$), naik 79,89% dari posisi yang sama tahun lalu senilai US$ 412,9 juta (Rp 5,92 triliun).

Meski dengan kerugian fantastis, Sea optimis bahwa target profitabilitas (EBITDA yang disesuaikan positif) sebelum alokasi pengeluaran umum kantor pusat (biaya HQ) di pasar Asia Tenggara dan Taiwan dapat tercapai tahun ini, seperti yang telah diproyeksi sebelumnya. Sedangkan profitabilitas pasca dikurangi alokasi HQ Cost ditargetkan dapat tercapai tahun depan di kedua pasar tersebut.

Kuartal pertama tahun ini, biaya HQ Cost meningkat sebesar US$ 162,1 juta. Biaya HQ tersebut sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya staf, yang tumbuh sebesar US$ 113,3 juta karena peningkatan jumlah pegawai.

Meski belum mampu memperbaiki kinerja bottom line-nya, pada kuartal pertama tahun ini, kinerja top line perusahaan meningkat 64,4% menjadi US$ 1,5 miliar (Rp 21,52 triliun).

Total transaksi (GMV) yang dicatatkan perusahaan juga mengalami peningkatan 38,7% secara tahunan menjadi US$ 17,4 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Baru 3 Bulan, Shopee Catat Kerugian Rp 10,66 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular