Semester I-2021

Meski Pangkas Rugi Bersih, Saham Bukalapak Masih Merosot!

Putra, CNBC Indonesia
01 September 2021 11:15
Infografis/ buka-bukaan bos bukalapak Achmad Zaky yang Resign dari CEO/ Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/ buka-bukaan bos bukalapak Achmad Zaky yang Resign dari CEO/ Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ecommerce RI, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatat pertumbuhan 56% nilai Total Processing Value (TPV) pada kuartal II-2021 senilai Rp 29,4 triliun. Sementara itu untuk pada semester I-2021 TPV tercatat tumbuh 54% senilai Rp 56,7 triliun.

Meskipun demikian BUKA masih membukukan rugi bersih pada semester pertama tahun 2021 sebesar Rp 762 miliar. Kabar baiknya rugi bersih ini turun jauh dari periode yang sama tahun baru di mana kala itu BUKA merugi Rp 1,02 triliun.

Tercatat pada perdagangan Rabu hari ini (1/9/2021) saham BUKA ambruk 4,76% ke level Rp 900/unit.

Selama sepekan BUKA masih terkoreksi 0,55%. Meskipun demikian sejatinya BUKA sukses menghijau selama 3 hari beruntun sebelum akhirnya tumbang hari ini. Tercatat selama 3 hari terakhir hingga hari ini BUKA sukses naik 3%. Saat ini kapitalisasi pasar BUKA berada di angka Rp 92 triliun.

Investor asing juga kembali melakukan beli bersih saham buka sebesar Rp 29 miliar hari ini sehingga total beli bersih asing di saham BUKA dalam sepekan mencapai Rp 216 miliar. Meskipun demikian semenjak melantai asing masih membukukan jual bersih Rp 414 miliar.

Berdasarkan siaran pers dari Bukalapak, pertumbuhan TPV perseroan didukung oleh kenaikan jumlah transaksi sebesar 15% dan kenaikan sebesar 34% pada Average Transaction Value (ATV) sepanjang semester I-2020 (1H20) sampai dengan semester I-2021.

Sebanyak 75% TPV Perseroan selama semester I-2021 berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di daerah dimana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung warung kecil ritel terus menunjukan pertumbuhan yang kuat. Mitra Bukalapak menjadi penggerak utama pertumbuhan perseroan.

Adapun TPV Mitra pada kuartal II-2021 meningkat 237% menjadi menjadi Rp 14,2 triliun dan pada semester I-2021 meningkat 227% menjadi Rp 23,9 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi Mitra terhadap TPV perseroan meningkat dari 22% pada kuartal II-2020, menjadi 48% pada kuartal II-2021.

Sementara untuk ATV Mitra pada kuartal II-2021 meningkat sebesar 98% dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020. Hal ini ditopang oleh kenaikan pada jumlah produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra.

Pada akhir Juni 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 8,7 juta, naik dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020. Pendapatan Bukalapak pada 2Q21 tumbuh sebesar 37% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 440 miliar, dan pendapatan semester I tumbuh 35% menjadi Rp 864 miliar.

Dibandingkan periode yang sama 2020, pendapatan Mitra Bukalapak pada 2Q21 tumbuh sebesar 292% menjadi Rp 145 miliar.

Sementara pendapatan pada semester I-2021 untuk Mitra Bukalapak naik sebesar 350% menjadi Rp 290 miliar. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 12% pada kuartal II-2020 menjadi 33% pada kuartal II-2021.

BUKA juga memfokuskan strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional. Biaya operasional pada kuartal II-2021 turun sebesar 9% YoY, sementara biaya operasional pada semester I-2021 turun 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Rasio biaya operasional terhadap TPV berkurang dari 4,8% pada kuartal II-2020 menjadi 2,8% pada kuartal II-2021. Sejalan dengan hal ini, rasio biaya operasiomal semester I terhadap TPV tercatat 2,7%, turun dibanding 4,4% pada periode yang sama tahun lalu.

Bukalapak juga terus berhasil menekan kerugianEarning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization(EBITDA)-nya.

Kerugian EBITDA pada 2Q21 sebesar Rp 407 miliar mencerminkan adanya perbaikan sebesar 31% dibandingkan pada kuartal II-2020, sementara kerugian EBITDA pada semester I-2021 membaik sebesar 27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV membaik dari 3,1% pada kuartal II-2020 menjadi 1,4% pada kuartal II-2021, sementara rasio kerugian EBITDA pada semester I-2021 terhadap TPV juga membaik menjadi 1,2% dibandingkan dengan 2,6% pada periode yang sama tahun lalu.

Bukalapak juga mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 24,9% menjadi Rp 776 miliar pada semester I-2021 dari Rp 1.03 triliun pada periode yang sama 2020. Pada semester I, perseroan berhasil mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7% menjadi Rp 763 miliar dari Rp 1,03 triliun.

Di samping peningkatan efisiensi diiringi dengan angka pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan posisi kas perseroan sebesar Rp 2,7 triliun pada akhir Juni 2021, sebelum memperhitungkan hasil dari penawaran umum perdana saham perseroan sebesar Rp 21,3 triliun pada Agustus 2021.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular