Analisis

Royal 'Bakar Duit', Begini Gurita Bisnis Alibaba di Emiten RI

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
01 September 2021 09:55
Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: AP/Shizuo Kambayashi

BUKA

Berdasarkan data prospektus, tercatat pendapatan neto Bukalapak di 2020 mencapai Rp 1,35 triliun naik 25,55% dari 2019 sebesar Rp 1,08 triliun.

Sementara, pada Maret 2021, pendapatan neto mencapai Rp 432,70 miliar tumbuh 32,31% dari Maret 2020 sebesar Rp 320,23 miliar.

Sebagai informasi, Bukalapak memiliki tiga segmen utama, yakni, pertama, marketplace, yang mencakup segala aktivitas di marketplace terkait jasa fitur, logistik, dan sebagainya.

Kedua, segmen mitra yang mencakup aktivitas mitra sebagai agen dengan pihak ketiga. Kemudian, ketiga, segmen BukaPengadaan, mencakup aktivitas pengadaan barang dan jasa.

Berdasarkan segmen usaha, kontribusi terbesar pendapatan neto konsolidasian untuk tahun 2020 adalah marketplace, yaitu sebesar 75,9% atau senilai Rp1,03 triliun.

Namun perusahaan yang disokong Grup Emtek ini masih mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (selanjutnya, rugi bersih) di 2020 Rp 1,35 triliun, membaik 51,74% dari rugi bersih di 2019 Rp 2,79 triliun.

Sementara pada Maret 2021 Bukalapak kembali memangkas rugi bersih juga sebesar 17,85% menjadi Rp 323,25 miliar dari rugi bersih di periode yang sama tahun 2020 yakni Rp 393,49 miliar.

BBYB

BBYB mencatatkan kerugian Rp 132, 86 miliar pada semester pertama tahun ini. Kondisi ini memburuk dari periode yang sama tahun sebelumnya dimana perusahaan masih mampu meraup laba bersih sejumlah Rp 19,32 miliar.

Berbanding terbalik dengan kerugian bersih, pendapatan bunga perusahaan paruh pertama tahun ini malah mengalami kenaikan 27,70% menjadi Rp 300,30 miliar dari posisi Juni 2019 sebesar Rp 235,12 miliar.

Membengkaknya kerugian perusahaan diakibatkan oleh meningkatnya biaya beban operasional yang semula sebesar Rp 100,27 miliar, naik 176% menjadi Rp 277,02 miliar.

Per 30 Juni tahun ini, rasio non performing loan (NPL) terhadap total kredit bersih bank meningkat menjadi 3,42% dari posisi tahun sebelumnya sebesar 2,75%. Kemudian, Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga tercatat naik menjadi 141,68% pada triwulan kedua 2021 dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 92,52%.

Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Neo pada paruh pertama 2021 turun menjadi 24,73% dibandingkan dengan posisi tengah tahun 2020 yang berada di angka 33,76%.

TNCA

TNCA mencetak pertumbuhan laba bersih 101,51% pada triwulan I 2021 menjadi Rp 708,344 juta. Namun, lonjakan laba bersih tersebut tidak dibarengi dengan pendapatan perusahaan yang justru turun 13,17% menjadi Rp 17,14 miliar per 31 Maret 2021.

TNCA memiliki dua jenis jasa sebagai sumber pendapatan, yakni pos kurir & logistik yang menyumbang Rp 16,11 miliar dan jasa trucking yang berkontribusi sebesar Rp 1,03 miliar pada 3 bulan pertama 2021.

Menurut materi paparan publik perusahaan terbaru, sepanjang 2021, ada 5 strategi bisnis yang menjadi fokus perusahaan. Pertama, memperkuat proses bisnis dengan menggunakan perangkat digital. Kedua, masuk ke dalam pasar retail melalui e-commerce.

Ketiga, berpartisipasi aktif dalam tender project, seperti dalam Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) oleh pemerintah. Keempat, pemberdayaan 3 cabang milik perusahaan, yakni di Bandung, Surabaya, dan Balikpapan. Kelima, menjalin kerjasama dengan pihak lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular