
Kasus Corona di Australia Makin Tinggi, Dolarnya Makin Murah

Jakarta, CNBC Indonesia - Penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang terus meninggi di Australia membuat mata uangnya tertekan. Dolar Australia yang sebelumnya sempat rebound kini berbalik turun dan makin murah lagi.
Melansir data Refinitiv, AU$ 1 setara Rp 10.448, dolar Australia melemah 0,31% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dolar Australia masih melemah melawan rupiah meski data menunjukkan transaksi berjalan (current account) surplusnya mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah di kuartal II-2021. Biro Statistik Australia hari ini melaporkan surplus transaksi berjalan sebesar AU$ 20,5 miliar (US$ 14,94 miliar) dari kuartal sebelumnya AU$ 18,9 miliar.
Kenaikan harga bijih besi yang terus meroket hingga mencatat rekor tertinggi menjadi pemicu rekor surplus current account.
Bijih besi merupakan ekspor utama Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor, sehingga ketika harganya yang melesat tentunya akan meningkatkan pendapatan ekspor. Rekor harga bijih besi US$ 233/ton yang dicapai pada Mei lalu.
Suatu negara yang memiliki surplus transaksi berjalan besar sebenarnya memberikan dampak positif ke mata uangnya. Tetapi dolar Australia masih tertekan lonjakan kasus Covid-19.
Kasus Covid-19 di Negeri Kanguru masih belum terkendali, kemarin kasus positif bertambah sebanyak 1.356 orang yang merupakan rekor tertinggi selama pandemi.
Dibandingkan dua bulan lalu, kasus positif corona di Australia melonjak ribuan persen. Kasus aktif pun meroket, menjadi 18.039 orang, yang juga rekor tertinggi.
Akibatnya, kebijakan lockdown banyak diterapkan, bahkan lebih dari separuh populasi Australia dilaporkan terkena dampaknya. Alhasil, perekonomian Australia di kuartal III-2021 terancam mengalami kontraksi lagi.
Tetapi, pemerintah Australia sudah membuka wacana untuk membuka lockdown meski penambahan kasus sedang menanjak. Pemerintah Australia dikabarkan akan mempercepat vaksinasi, serta menyiapkan rencana hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Itu adalah tujuan kami, kita akan hidup dengan virus, tidak takut akan ini," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison pekan lalu, sebagaimana dilansir CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
