Sentimen Pasar Pekan Depan

Taper Tantrum (Untuk Sementara) Lenyap, IHSG Bakal Melesat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 August 2021 17:00
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Simposium Jackson Hole di AS pada hari Jumat pun menjadi perhatian pelaku pasar. Sebab, Bos The Fed, Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana tapering akan dilakukan.

Benar saja, Powell memberikan petunjuk yang tentunya berdampak pada pasar finansial Indonesia di pekan depan. Powell sepakat dengan mayoritas koleganya jika tapering "akan tepat dilakukan di tahun ini".

Meski demikian, pasar saham AS (Wall Street) justru menguat merespons penyataan tersebut, yang berarti direspons positif oleh pelaku pasar. Hal itu bisa berdampak pada penguatan IHSG pekan depan.

Artinya, langkah The Fed untuk terus mengkomunikasikan tapering dengan pasar efektif meredam gejolak yang mungkin terjadi seperti di tahun 2013, atau yang dikenal dengan istilah taper tantrum.

Selain itu, The Fed juga menyatakan saat tapering selesai artinya sudah tidak ada lagi QE. Hal tersebut bukan berarti langkah The Fed selanjutnya akan menaikkan suku bunga.

"Waktu mengurangi pembelian aset tidak berarti menjadi pertanda waktu kenaikan suku bunga. Keduanya merupakan hal yang berbesar secara substansial," kata Powell dalam pertemuan Jackson Hole.

Artinya, suku bunga kemungkinan masih akan ditahan di rekor terendah 0,25% dalam beberapa waktu ke depan setelah QE selesai. Hal tersebut lagi-lagi memberikan sentimen positif ke aset-aset berisiko, tetapi tidak untuk dolar AS.

Pada perdagangan Jumat lalu, indeks dolar AS merosot 0,4%, dan selama sepekan anjlok 0,87% yang tentunya membuka peluang rupiah menguat di awal pekan depan. SBN juga berpotensi menguat, sebab yield obligasi (treasury) AS juga turun pada hari Jumat lalu.

Namun, mulai pertengahan pekan pelaku pasar akan lebih berhati-hati. Sebab ada rilis data tenaga kerja AS yang merupakan acuan The Fed dalam menetapkan tapering. Di hari Rabu, akan ada data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc (ADP) yang biasa dijadikan acuan dan memprediksi data tenaga kerja versi pemerintah AS yang akan dirilis hari Jumat.

Selain itu dari dalam negeri ada data aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) serta data inflasi yang akan mempengaruhi pergerakan pasar saham, rupiah, hingga SBN.

IHS Markit akan melaporkan data PMI manufaktur bulan Agustus pada Rabu (1/9/2021). Di bulan Agustus pemerintah mulai melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, sehingga ada peluang aktivitas manufaktur akan membaik.

PMI manufaktur menggunakan angka 0 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, di atasnya berarti ekspansi. Pada bulan Juli lalu PMI ini jeblok ke level 40,1 dari bulan Juni 53,5.

Sementara itu data inflasi akan dirilis pada Kamis (2/9/2021). Kini yang dinanti adalah kenaikan inflasi sebab menjadi indikasi daya beli masyarakat meningkat. Selain itu, pelaku pasar juga akan menanti apakan PPKM akan kembali dilonggarkan pada Senin besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular