Analisis

Simposium Jackson Hole Hari Ini, Bakal Picu Taper Tantrum?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 August 2021 18:55
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Saat Konfrensi Pers Mengenai Pemerintah & Bank Indonesia Perkuat Kerja Sama dlm Pembiayaan Sektor Kesehatan & Kemanusiaan (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Saat Konfrensi Pers Mengenai Pemerintah & Bank Indonesia Perkuat Kerja Sama dlm Pembiayaan Sektor Kesehatan & Kemanusiaan (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Tapering pernah terjadi di tahun 2013 dan hasilnya tidak baik bagi pasar finansial global. Saat itu terjadi, aliran modal keluar dari negara emerging market dan kembali ke Amerika Serikat. Pasar finansial global menjadi bergejolak, yang disebut taper tantrum. Rupiah saat itu terus mengalami tekanan hingga di tahun 2015.

Di akhir Mei 2013, kurs rupiah berada di level Rp 9.790/US$ sementara pada 29 September 2015 menyentuh level terlemah Rp 14.730/US$, artinya terjadi pelemahan lebih dari 50%.

idr

Pemicu utama taper tantrum pada tahun 2013 yakni kurangnya komunikasi antara The Fed dan pelaku pasar. Pengumuman tapering pada Juni 2013 terbilang mengejutkan pelaku pasar, sehingga pasar bergejolak, dan taper tantrum terjadi.

Patut diingat, cepat atau lambat tapering pasti akan dilakukan oleh The Fed ketika perekonomian AS sudah membaik, inflasi dan pasar tenaga kerja sudah memuaskan bagi bank sentral paling powerful di dunia ini. Saat ini kondisi tersebut sudah tercapai, maka melanjutkan QE senilai US$ 120 miliar per bulan berisiko membuat perekonomian AS overheating, inflasi juga bisa makin tinggi lagi. Sehingga tapering perlu dilakukan, hingga akhirnya QE berakhir.

The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell saat ini sudah terus berkomunikasi dengan pasar terkait dengan tapering. Yang teranyar tentu rilis risalah yang membuka peluang tapering dilakukan tahun ini.

Secara tidak langsung, pelaku pasar diminta untuk bersiap jika tapering terjadi di tahun ini. Sehingga dampak tapering kali ini tidak seperti 2013, atau diharapkan tidak memicu taper tantrum.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, juga menyatakan komunikasi The Fed kali ini jelas sehingga bisa menghindari terjadinya taper tantrum.

"The Fed komunikasinya jelas, kerangka kerjanya kayak apa, inflasi dan pengangguran dan rencana tapering-nya. Tentu saja dengan demikian, pasar semakin memahami pola kerja, kerangka kerja Fed," papar Perry usai Rapat Dewan Gubernur tengah pekan lalu.

"Bahwa kebijakan tapering fed dampaknya tidak akan sebesar taper tantrum pada 2013. Fed tapering yang dilakukan dampaknya ke global dan emerging market khususnya Indonesia Insya Allah tidak sebesar seperti taper tantrum 2013," jelasnya.

Selain mengenai kemungkinan waktu tapering yang sudah diungkapkan, The Fed juga menegaskan tapering tidak ada kaitannya dengan suku bunga The Fed. Artinya, ketika QE sudah berakhir, tidak serta merta suku bunga akan langsung dinaikkan.

Meski kemungkinan tidak akan separah taper tantrum, tapering yang akan dilakukan The Fed pasti akan berdampak pada pergerakan rupiah, dan kemungkinan akan tertekan. Meski, sekali lagi tidak akan mengalami gejolak seperti 2013.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Rupiah Diperkirakan Sentuh Rp 15.000/US$

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular