Rapor Hijau Emiten Batu Bara, Berkah Booming Komoditasnya

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
26 August 2021 15:10
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

ITMG

ITMG membukukan laba bersih sebesar US$ 118 juta atau setara dengan Rp 1,71 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada paruh pertama tahun ini, naik signifikan hingga 312% dari periode yang sama 2020 sebesar US$ 29 juta atau setara dengan Rp 420,5 miliar.

Peningkatan laba bersih ini salah satunya dipicu oleh momentum kenaikan harga batu bara setelah sebelumnya saat harga batubara sempat mengalami penurunan di tahun 2020.

Sepanjang paruh pertama 2021, perusahaan mencatat perolehan rata-rata harga batu bara sebesar USD 74,7 per ton, naik 34% dari USD 55,7 per ton di enam bulan awal tahun lalu.

Pendapatan selama semester pertama meningkat 3,68% dari sebelumnya sebesar US$ 652,63 juta (Rp 9,46 triliun).

Adapun pasar penjualan batu bara ITMG meliputi Tiongkok (2,7 juta ton), Indonesia (1,7 juta ton), Jepang (1,4 juta ton), Filipina (0,7 juta ton), Thailand (0,7 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.

SMMT

Perusahaan emiten besutan taipan Peter Sondakh ini berhasil membalik rugi bersih Rp 7,09 miliar sepanjang semester I 2020 menjadi laba bersih Rp 44,08 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Hal tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bersih perusahaan 105,91% secara yoy menjadi Rp 180,88 miliar per 30 Juni 2021, dari Rp 87,84 miliar pada semester I 2020. Seiring dengan tumbuhnya pendapatan, beban pokok penjualan naik 73,58% menjadi Rp 139,75 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Lebih rinci, total pendapatan SMMT pada semester I ini berasal dari penjualan kepada pihak ketiga domestik. Pada semester I tahun lalu, penjualan domestik SMMT mencapai Rp 69,92 miliar dan penjualan ekspor masih menyumbang Rp 17,93 miliar.

Adapun per 30 Juni 2021, pelanggan yang memiliki transaksi lebih dari 10% dari penjualan bersih adalah PT Artha Daya Coalindo, PT Indonesia Pasti Jaya, dan PT Sadikun Niagamas Raya.

Kinerja Saham yang Beragam

Di tengah perbaikan kinerja fundamental perusahaan, saham kelima emiten di atas memiliki kinerja yang beragam. (Lihat tabel di bawah ini).

Berdasarkan tabel di atas, secara year to date (ytd), ada tiga saham yang berhasil melesat, yakni HRUM, SMMT, dan ITMG. Saham HRUM melesat 63,76%, SMMT melejit 51,72%, dan ITMG 11,55%. Sementara, saham INDY dan FIRE anjlok secara ytd, masing-masing sebesar 23,12% dan 60,98%.

Adapun apabila ditilik dalam waktu sebulan terakhir, hanya saham SMMT dan FIRE yang berhasil mencuat. Bahkan, saham SMMT berhasil menduduki posisi pertama top gainers pada sesi I perdagangan hari ini setelah melonjak 34,35%.

Salah satu sentimen positif utama yang turut menjadi katalis untuk saham-saham batu bara akhir-akhir ini adalah reli kenaikan harga batu bara sejak awal Mei lalu.

coalFoto: Refinitiv
coal

Hari ini, harga batu bara bangkit setelah mengalami koreksi akibat aksi ambil untung (profit taking). Harga si batu hitam makin nyaman di atas US$ 160/ton.

Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 166,3/ton. Melesat 1,4% dari hari sebelumnya. Bahkan, pada 16 Agustus 2021 harga batu bara sempat berada di US$ 169.75/ton, rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Toby Hassall, Analis Refinitiv, menilai setidaknya ada dua faktor yang membuat harga batu bara bisa tetap dalam tren bullish. Pertama adalah tingginya permintaan, terutama di China.

Bulan lalu, impor batu bara Negeri Tirai Bambu mencapai 30,18 juta ton. Melonjak 15,6% dibandingkan Juli 2020 (year-on-year/yoy).

Kedua adalah tingginya harga gas alam. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam naik 2,45%.

Ini membuat batu bara menjadi menarik sebagai sumber energi primer pembangkit listrik karena harganya lebih murah. DI Eropa, biaya pembangkitan listrik berbahan bakar gas alam adalah EUR 47,75/MWh pada 16 Agustus 2021. Pada saat yang sama, biaya pembangkitan berbahan bakar batu bara hanya EUR 40,24/MWh.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular