
'Dimakan' Corona! Dolar Australia Nyaris Tembus Rp 10.500

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia kembali melemah melawan rupiah di awal perdagangan Selasa (10/8/2021), hingga nyaris menembus ke bawah Rp 10.500/AU$.
Rilis data ekonomi dari Australia kembali menunjukkan tanda-tanda pelambatan akibat penyebaran terbaru penyakit akibat virus corona (Covid-19).
Melansir dara Refinitiv, dolar Australia pagi ini melemah 0,26% ke Rp 10.402,9/AU$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 10 Desember lalu. Dolar Australia juga sudah membukukan pelemahan 6 pekan beruntun dengan persentase nyaris 4%.
Data dari Australia lagi-lagi menunjukkan dampak negatif penerapan lockdown. National Australia Bank (NAB) pagi tadi melaporkan indeks kepercayaan bisnis jeblok di bulan Juli, dari bulan sebelumnya 11 menjadi -8. Level tersebut merupakan yang terendah sejak Agustus 2020.
Indeks ini menggunakan angka 0 sebagai ambang batas. Di bawah 0 artinya para pebisnis melihat kondisi ekonomi yang memburuk, sementara di atasnya berarti membaik.
"Survei tersebut menunjukkan kekuatan sektor bisnis yang ditunjukkan sejak awal tahun ini mulai memudar akibat terganggunya perekonomian (akibat lockdown), tetapi tidak seburuk seperti awal tahun 2020 lalu," kata Alan Oster, kepala ekonom di NAB, sebagaimana dilansir Market Watch.
Pada Maret tahun lalu, indeks keyakinan bisnis ambrol hingga -65, saat virus corona dinyatakan sebagai pandemi global, dan banyak negara menerapkan kebijakan lockdown.
Beberapa negara bagian di Australia sejak bulan Mei lalu kembali menerapkan lockdown guna meredam penyebaran terbaru virus corona (Covid-19).
Kemarin, Negara Bagian New South Wales memperluas lockdown. Dengan perluasan lockdown tersebut, yang juga sudah dilakukan di Sydney, spekulasi perekonomian Australia akan mengalami kontraksi lagi di kuartal III-2021 semakin menguat.
Dalam pengumuman kebijakan moneter pekan lalu, gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) juga mengkonfirmasi perekonomian melambat di kuartal III akibat penyebaran Covid-19, tetapi juga menunjukkan optimisme bisa segera bangkit.
"Penyebaran terbaru virus corona mengganggu pemulihan ekonomi, dan produk domestik bruto (PDB) akan turun di kuartal III," kata Lowe sebagaimana dilansir Business Times.
"Berdasarkan pengalaman kita saat ini, ketika penyebaran virus corona berhasil diredam, maka perekonomian akan segera bangkit," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?
