
Jangan Kaget Kalau Harga Emas Meroket Malam Ini Gan! Tapi...

Pada hari Rabu lalu, emas menunjukkan tanda-tanda akan bersinar setelah melesat 1,2% ke US$ 1.831,51/troy ons setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang mengecewakan.
ADP melaporkan sepanjang bulan Juli perekonomian AS mampu menyerap 330.000 tenaga kerja, turun lebih dari setengah dari bulan sebelumnya 680.000 tenaga kerja, serta jauh di bawah prediksi kenaikan menjadi 695.000 tenaga kerja.
Tetapi tidak lama, emas langsung berbalik arah setelah wakil ketua The Fed, Richard Clarida, yang berbicara dalam sebuah acara dengan tema Outlooks, Outcomes, dan Prospects for U.S. Monetary Policy" yang diadakan oleh Peterson Institute for International Economics.
Dalam acara tersebut Clarida mengindikasikan tapering bisa dilakukan di tahun ini, dan suku bunga akan dinaikkan pada awal 2023. Emas yang sedang berlari kencang pun balik terjungkal, meski masih mampu mengakhiri perdagangan di US$ 1.811,4/troy ons, atau menguat 0,08% saja di hari Rabu.
Sayangnya, kemarin dan hari ini emas terus bergerak turun. Tetapi, jika data tenaga kerja AS yang dirilis malam ini juga mengecewakan seperti data ADP, maka harga emas berpeluang besar akan melesat lagi.
Data dari ADP ini dijadikan acuan data tenaga kerja versi pemerintah hari ini. Selain inflasi, data tenaga kerja merupakan salah satu acuan The Fed bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter.
Hasil polling yang dilakukan Reuters menunjukkan tingkat pengangguran AS di bulan Juni turun menjadi 5,7% dari bulan sebelumnya 5,9%. Sementara perekrutan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 880.000 orang, lebih tinggi dari bulan Mei 850.000 orang.
Sama dengan ADP, hasil polling data tenaga kerja AS juga lebih baik dari sebelumnya, tetapi realisasinya belum tentu sesuai. Tetapi seandainya memang data yang dirilis nanti malam menunjukkan penguatan pasar tenaga kerja, maka harga emas bukannya melesat lagi malah berisiko ambrol.
"Harga emas sedang rentan terhadap downside risk. Kami memperkirakan data tenaga kerja akan kuat, sehingga harga emas bisa turun lagi," kata Daniel Ghali, Commodity Strategist di TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
