Analisis Teknikal

Green Alert! Semesta Mendukung, IHSG Mau Nanjak Lagi Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
30 July 2021 13:12
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di teritori positif pada perdagangan sesi pertama Jumat (30/7/2021), mengikuti kabar positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengangkat bursa Wall Street dan jaminan tak ada lockdown di Indonesia. 

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.135,574 atau naik 14,9 poin (+0,24%) tanpa sekalipun mencicipi zona merah.

Indeks dibuka naik 0,26% ke 6.136,368, lalu indeks acuan utama bursa ini hanya menyentuh level terendah hariannya pada 6.129,576 beberapa menit sebelum perdagangan sesi 1 ditutup.

IHSG bahkan menyentuh level tertinggi hariannya yang dicetak pada pukul 09:00 WIB pada 6.160,463. Sebanyak 223 saham menguat, 236 lain melemah, dan 160 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa meningkat, ke kisaran Rp 7,5 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 891.000-an kali. Mayoritas investor asing hari ini memilih mengambil posisi beli, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 69,55 miliar.

Pasar merespons positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal II-2021 yang sebesar 6,5%, atau lebih tinggi dari capaian kuartal sebelumnya pada 6,3,% meski menghadapi gelombang penyebaran virus Covid-19 varian delta plus.

Dari dalam negeri, kabar positif bagi pasar muncul dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan tidak akan melakukan karantina wilayah (lockdown). Kebijakan tegas ini memang efektif menghentikan peredaran virus, tetapi sulit dilakukan di Indonesia.

"Sekali lagi kita ini selalu yang kita jalanan sisi kesehatannya bisa kita tangani, tetapi sisi ekonominya juga pelan-pelan kita jalankan.Nggakbisa kita tutup seperti negara lain, lockdownLockdown itu artinya ditutup total," ujar dia.

Kebijakan karantina wilayah jika dijalankan berkonsekuensi pada terhentinya ekonomi di wilayah itu, dan membengkaknya APBN (karena pemerintah wajib memasok kebutuhan dasar warga di wilayah terdampak secara gratis). Padahal, kas sedang defisit dan utang membumbung.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.200. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.120.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 59 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular