Saham-saham Bank Mini Bergerak Liar Lagi, BBYB Otw ARA

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 30/07/2021 09:55 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) melaju di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Jumat (30/7/2021).

Saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) kembali melesat, memimpin penguatan di tengah kabar kabar perusahaan financial technology (fintech) PT Akulaku Silvrr Indonesia alias Akulaku resmi menjadi pemegang saham pengendali BBYB.

Berikut pergerakan saham bank mini, pukul 09.17 WIB:


  1. Bank Neo Commerce (BBYB), saham +15,56%, ke Rp 780, transaksi Rp 151 M

  2. Bank Ganesha (BGTG), +8,00%, ke Rp 270, transaksi Rp 35 M

  3. Bank Ina Perdana (BINA), +6,44%, ke Rp 5.375, transaksi Rp 2 M

  4. Bank Maspion Indonesia (BMAS), +3,02%, ke Rp 1.535, transaksi Rp 2 M

  5. Bank IBK Indonesia (AGRS), +2,56%, ke Rp 240, transaksi Rp 2 M

  6. Bank Artha Graha Internasional (INPC), +2,45%, ke Rp 167, transaksi Rp 484 juta

  7. Bank Aladin Syariah (BANK), +1,74%, ke Rp 3.510, transaksi Rp 27 M

  8. Bank Victoria International (BVIC), +1,23%, ke Rp 165, transaksi Rp 150 juta

  9. Bank QNB Indonesia (BKSW), +1,04%, ke Rp 195, transaksi Rp 958 juta

  10. Bank Capital Indonesia (BACA), +0,94%, ke Rp 430, transaksi Rp 2 M

  11. Bank Jago (ARTO), +0,82%, ke Rp 18.525, transaksi Rp 66 M

  12. Bank Amar Indonesia (AMAR), +0,72%, ke Rp 280, transaksi Rp 105 juta

  13. Bank MNC Internasional (BABP), +0,56%, ke Rp 362, transaksi Rp 28 M

  14. Allo Bank Indonesia (BBHI), +0,37%, ke Rp 2.720, transaksi Rp 2 M

  15. Bank Oke Indonesia (DNAR), 0,00%, ke Rp 242, transaksi Rp 78 juta

  16. Bank Bisnis Internasional (BBSI), 0,00%, ke Rp 4.290, transaksi Rp 3 juta

  17. Bank Bumi Arta (BNBA), -1,78%, ke Rp 1.660, transaksi R 1 6 Mp

  18. Bank Jtrust Indonesia (BCIC), -6,45%, ke Rp 580, transaksi Rp 56 juta

Menurut data di atas, dari 18 saham yang diamati, 14 saham tercatat menguat, 2 saham stagnan, dan 2 saham memerah.

Saham BBYB menjadi yang paling menguat dengan kenaikan 15,56% ke Rp 780/saham. Dengan ini, saham BBYB sudah melesat selama 3 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham ini melejit 40,87%, sementara dalam sebulan 'terbang' 103,28%.

Seiring dengan penguatan saham BBYB, investor asing mencatatkan beli bersih senilai Rp 5,35 miliar pagi ini.

Sebelumnya, Akulaku resmi menjadi pemegang saham pengendali BBYB, setelah mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal tersebut terungkap dalam rancangan pengambilalihan Bank Neo Commerce oleh Akulaku yang dipublikasikan pada Rabu (28/7) di situs resmi BBYB.

Pengumuman ringkasan rancangan pengambilalihan ini sehubungan dengan kepemilikan Akulaku atas 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98% BBYB sebagai akibat dari pelaksanaan penawaran umum terbatas III (PUT III) atau rights issue.

Aksi itu mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar di BBYB, dan setelah fintech yang disokong oleh anak usaha Alibaba ini lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai pemegang saham pengendali BBYB.

Asal tahu saja, Akulaku pertama kali masuk di BBYB pada awal tahun 2019 dengan mengakuisisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (nama sebelumnya dari Bank Neo Commerce) dari PT Gozco Capital pada harga Rp 338 per saham dengan nilai total Rp 158 miliar.

Di posisi kedua ada saham BGTG yang melesat 8,00% ke RP 270/saham, seteha 2 hari tersungkur di zona merah. Sebelum koreksi tersebut, saham ini sempat melonjak selama 3 hari beruntun, yakni pada 23-27 Juli.

Dalam sepekan, saham BGTG naik 24,07%, sementara dalam sebulan membumbung tinggi 128,81%.

Di bawah BGTG ada saham bank milik Grup Salim BINA yang terapresiasi 6,44% ke Rp 5.300/saham. Dengan ini, saham BINA memutus tren pelemahan selama 5 hari beruntun. Dalam sepekan, saham BINA ambles 6,22%, sementara dalam sebulan anjlok 4,93%.

Berbeda, saham BNBA dan BCIC malah melorot ke zona merah. Saham BNBA turun 1,78%, setelah mencatatkan reli penguatan selama 5 hari beruntun.

Sementara, saham BCIC ambles 6,45%, melanjutkan pelemahan sejak 5 hari sebelumnya. Sebelum melemah, saham ini sempat melonjak 25% pada Kamis (22/7) pekan lalu.

Sentimen positif utama yang mendorong kenaikan bank mini sejak beberapa lalu ialah terkait rencana akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital pada pertengahan tahun ini.

Kabar teranyar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan perkembangan mengenai Peraturan OJK baru mengenai Bank Umum masih dalam harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.

"Masih harmonisasi dengan Kemenkumham," kata Sekar kepada CNBC Indonesia, Senin (19/7/2021).

Adapun POJK salah satunya akan mengatur mengenai pendirian bank baru, termasuk bank yang akan beroperasi penuh secara digital. Adanya peraturan ini untuk mengakomodasi perkembangan industri perbankan yang saat ini mulai beralih pada sistem digital.

Sebelumnya, para investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini ini akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat