Harga CPO Melonjak 1,65%, Ekspor dan APBN Bakal Tertolong

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 July 2021 11:40
Melihat Panen Kelapa Sawit di Perkebunan Cimulang Bogor
Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Tidak hanya itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga terbantu oleh kenaikan harga CPO. Penerimaan Bea Keluar (BK) per akhir Juni 2021 adalah Rp 13,17 triliun, melonjak 887,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

"Kinerja BK sampai dengan 30 Juni 2021 tumbuh signifikan 887,69 persen (yoy), didorong penerimaan kinerja komoditas tembaga dan produk kelapa sawit. Penerimaan BK mencapai Rp13,17 triliun atau 736,35 persen dari target APBN 2021. Penerimaan BK Tembaga tumbuh 262,52 persen (yoy) didukung peningkatan volume ekspor dan harga tembaga, serta penerimaan BK dari produk kelapa sawit yang tumbuh 26 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang dipengaruhi oleh tarif BK yang lebih besar di 2021 dan pengenaan BK pada produk turunannya (pengaruh tingginya harga referensi CPO)," sebut laporan APBN Kita edisi Juli 2021.

Selain dari BK, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga terdongkrak. Per 30 Juni 2021, penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencapai Rp 39,07 triliun. Melonjak 459,3% yoy.

Akan tetapi, kenaikan harga CPO yang sudah begitu tinggi menyimpan risiko yaitu koreksi teknikal. Akan sangat wajar bagi investor untuk mencairkan keuntungan yang memang sudah tinggi.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO bisa jatuh ke kisaran MYR 4.153-4.196/ton. Sebab, gelombang kenaikan memang sudah selesai.

cpo

"Target harga yang realistis untuk saat ini adalah MYR 4.153-4.196/ton. Bahkan bukan tidak mungkin bisa sampai ke MYR 4.011-4.190/ton," sebut Wang dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular