Ini 8 Informasi Penting yang Patut Disimak untuk Cari Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 July 2021 08:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar asing melakukan aksi jual yang cukup massif pada perdagangan Rabu (28/7/2021) dan menjadi faktor yang menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah).

Kemarin, IHSG ditutup melemah sebesar 0,14% ke level 6.088,52 poin dengan nilai transaksi Rp 12,45 triliun. Pelaku pasar asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 329,51 miliar.

Di sisi lain, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang mencapai 1.824 orang kemarin dengan angka kasus positif 47.791 orang. Sedangkan, yang berhasil sembuh kemarin sebanyak 43.856 orang.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Kamis ini (29/7/2021):

1. Izin Kresna Sekuritas Resmi Dicabut Bursa

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut surat persetujuan anggota bursa (SPAB) PT Kresna Sekuritas efektif berlaku mulai hari ini, Rabu, 28 Juli 2021.

Pengumuman pencabutan SPAB tersebut disampaikan melalui pengumuman Peng-00032/BEI.ANG/07-2021.

"Dengan ini diumumkan bahwa terhitung per tanggal 28 Juli 2021 Direksi PT Bursa Efek Indonesia mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Kresna Sekuritas," ungkap Direktur BEI Kristian Manullang, dalam keterbukaan informasi.

Kristian menjelaskan, pertimbangan pencabutan keanggotaan Kresna Sekuritas lantaran sebelumnya telah disuspensi (dihentikan sementara) selama lebih dari 90 hari berturut-turut.

2. Laba BTN Semester I Naik 19,8% Jadi Rp 920 M

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan perolehan laba bersih di semester I-2021 atau per Juni lalu mencapai Rp 920 miliar, naik 19,87% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 768 miliar.

Dalam laporan konferensi pers laporan keuangan BBTN Rabu sore ini (28/7), manajemen BBTN menyatakan per kuartal II/2021, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 5,59% secara tahunan (yoy) dari Rp 251,83 triliun menjadi Rp 265,9 triliun.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 11,17% yoy menjadi Rp 126,29 triliun per kuartal II/2021.

KPR Non-subsidi juga tumbuh perlahan di level 0,90% yoy menjadi Rp 80,59 triliun. Kredit konsumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47% yoy menjadi Rp5,43 triliun pada kuartal II/2021.

3. Satu Lagi Perusahaan Tommy Soeharto Siap Masuk Bursa

Perusahaan distribusi gas alam cari (liquefied natural gas/LNG) milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, PT GTS Internasional (GTSI) berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal ini disampaikan oleh perusahaan dalam publikasi di media cetak, hari ini Rabu (28/7/2021).

"Saat ini GTS Internasional sedang mempersiapkan diri menjadi perusahaan terbuka," tulis manajemen, dikutip CNBC Indonesia, Rabu ini.

Hanya saja belum terungkap rencana detail perusahaan untuk tercatat di BEI, termasuk periode waktu, laporan keuangan yang dipakai, dan besaran saham yang akan dilepas.

4. BEI Cabut Saham PBRX, SRIL & WSBP dari Pantauan Khusus

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengeluarkan saham emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dari daftar pemantauan khusus pada hari ini, Rabu (28/7/2021).

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, pada Selasa (27/7), PBRX masuk ke dalam kriteria poin 8 efek dalam pemantauan khusus. "Perubahan ini mulai efektif pada tanggal 28 Juli 2021," jelas pihak bursa, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (28/7/2021).

Sebagai informasi, poin 8 yang dimaksud adalah ketika suatu emiten dalam kondisi dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau dimohonkan pailit.

5. JTrust Dapat Restu Rights Issue, Kejar Modal Rp 20 T

Pemegang saham PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) sebanyak 4.665.700 saham atau setara dengan 46,60% saham seri C dengan nominal Rp 100/saham.

Pelaksanaan rights issue ini ditujukan untuk meningkatkan modal dasar perusahaan menjadi senilai Rp 20 triliun.

"Menyetujui mengubah seluruh saham portepel Perseroan menjadi saham seri C serta meningkatkan Modal Dasar Perseroan menjadi Rp 20 triliun," ungkap dokumen risalah hasil rapat yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (28/7/2021).

6. Bank Woori Bersaudara Mau Rights Issue, Saham Tembus ARA 25%

Emiten jasa perbankan komersial, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA), akan melaksanakan penawaran umum untuk Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu III (PMHMETD III) atau rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,68 miliar saham baru.

Rencana PMHMETD III telah disetujui oleh para pemegang sahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Juli 2021.

Berdasarkan prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham baru akan ditawarkan dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau sebanyak-banyaknya sebesar 25,79% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III.

7. Cairkan Sinking Fund, Garuda Bayar KIK-EBA Rp 135 M

Maskapai BUMN penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan membayarkan kewajibannya dari kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) yang jatuh tempo pada Juli 2021 menggunakan sinking fund senilai Rp 135 miliar.

Sinking fund adalah dana khusus yang disisihkan untuk pengeluaran di masa mendatang, dan penempatannya terpisah dari simpanan.

Dana ini dibutuhkan untuk membayarkan cicilan pokok senilai Rp 108,67 miliar dan hasil investasi sebesar Rp 26,32 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI), pencairan sinking fund ini dilakukan lantaran saat ini perusahaan (Garuda) tidak memiliki kecukupan dana untuk memenuhi pembayaran pokok EBA Kelas A sesuai dengan tata urutan pembayaran.

8. Semester I-2021, Jasa Marga Cetak Laba Bersih Rp 856 M

Emiten pengelola jalan tol BUMN, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 855,63 miliar sepanjang periode semester pertama tahun ini.

Laba bersih tersebut meningkat 709,25% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 105,73 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut imbas dari meningkatnya pendapatan usaha JSMR sepanjang periode 6 bulan pertama di tahun ini sebesar 29,95% menjadi Rp Rp 5,64 triliun.

Angka tersebut berasal dari kontribusi pendapatan tol sebesar Rp 5,23 triliun atau naik 33,86% dari semester I tahun 2020 seiring dengan pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru dan pendapatan usaha lain sebesar Rp 410,26 miliar, turun sebesar 5,32% dari semester I tahun 2020.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular