Kontrak dengan Gojek-Tokped Habis, Omzet Emiten KIOS Ambruk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten teknologi penyedia perangkat lunak dan perangkat keras, PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) menyatakan bahwa anak usahanya PT Narindo Solusi Komunikasi tidak lagi memiliki pelanggan strategis seperti Gojek, Tokopedia (Tokped), Blibli dan Matahari Mall.
Anak usaha KIOS ini memang menjual produk digital seperti pulsa, e-money dan berbagai macam tagihan lainnya.
Hilangnya partner strategis tersebut membuat Narindo tidak memiliki kontribusi terhadap pendapatan KIOS pada kuartal pertama 2021. Ini pula yang terlihat dari laporan keuangan KIOS di kuartal I-2021.
Dalam laporan keuangan Q1, tercatat pendapatan KIOS memang anjlok 84% menjadi Rp 94,99 miliar dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 590,44 miliar. Laba bersih KIOS pada 3 bulan tahun ini menjadi Rp 181,25 juta, dari periode yang sama tahun lalu yang merugi Rp 2,09 miliar.
Terlihat dari pos pendapatan, revenue KIOS hanya dari produk digital (pulsa elektronik) sebesar Rp 94,99 miliar, sedangkan di pos pendapatan dari PPOB (payment point online bank) dan e-commerce nihil. Padahal di Q1-2020, masih ada pendapatan masing-masing Rp 216,32 juta dan Rp 7,32 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen KIOS, dalam jawaban pertanyaan ke BEI soal kenapa tak ada kontribusi anak usaha ke pendapatan, menyatakan bahwa Narindo sudah tidak memiliki perjanjian/kontrak dengan pelanggan.
Sebelumnya pada tahun 2020, kontribusi entitas anak (Narindo dan PT Kioson Fintech Indonesia) terhadap pendapatan Kioson sangat besar, mencapai 82,3% atau sebesar Rp 750 miliar dari total pendapatan konsolidasi per 31 Desember 2020 yaitu Rp 912 miliar.
Sepanjang 2020, KIOS memalui Narindo memperoleh pendapatan sebesar Rp 166,55 miliar dari kerja sama dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) atau 18,25% dari pendapatan bersih.
Tidak hanya Gojek, Tokopedia juga merupakan pelanggan utama dengan transaksi yang berkontribusi terhadap 14,55% total pendapatan atau sejumlah Rp 132,76 miliar.
Sedangkan PT Kudo Teknologi Indonesia (GrabKios) berkontribusi 3,24% atau setara 29,61 miliar.
Kepada BEI, Kioson juga memberi penjelasan terkait dengan proyeksi kinerja keuangan Narindo Solusi Komunikasi bahwa selama 5 tahun ke depan akan membukukan rugi bersih, berdasarkan laporan KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik).
Manajemen Kioson mengatakan bahwa besarnya jumlah pendapatan Narindo Solusi Komunikasi dari tahun 2016 sampai dengan 2020 dikarenakan perusahaan memiliki banyak pelanggan strategis seperti Gojek, Tokopedia, Blibli dan Matahari Mall dengan nilai transaksi yang sangat signifikan.
"Namun pada tahun 2021, Narindo tidak lagi memiliki pelanggan-pelanggan strategis lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga manajemen Narindo melakukan perubahan strategi usaha dengan berfokus pada pelanggan-pelanggan retail kecil," ujar manajemen KIOS, dikutip keterbukaan informasi, Kamis (29/7).
Kioson menambahkan dengan melihat realisasi sampai dengan 31 Maret 2021, di mana Narindo masih berproses pada strategi usaha baru sehingga belum memberikan performa yang baik, maka manajemen memproyeksikan pendapatan yang dapat dihasilkan akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (28/7) di penutupan sesi 2, saham KIOS tercatat naik 0,33% di Rp 1.530/saham. Dalam seminggu saham ini naik 35%, selama sebulan tumbuh 94% dan sejak awal tahun melesat 933% dengan kapitalisasi pasar Rp 1,1 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Kioson Rights Issue 365 Juta Saham, Potensi Dilusi Capai 34%!
(tas/tas)