Bukalapak Rp 22 T, Giliran GoTo Disebut Bidik Dana IPO Rp29 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup raksasa Tanah Air, Grup GoTo dikabarkan sedang berdiskusi dengan investor untuk mengumpulkan dana sebesar US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 29 triliun (asumsi kursi Rp 14.500/US$) dalam proses penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Melansir sumber Bloomberg, Rabu ini (28/7), perusahaan hasil sinergi unicorn raksasa penyedia jasa ride-hailing Indonesia Gojek dan e-commerce Tokopedia pada Mei lalu ini, telah memulai proses penggalangan dana US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar.
"Adapun valuasi pasar nantinya akan mencapai antara US$ 25 miliar dan US$ 30 miliar," kata sumber yang menolak disebutkan identitasnya, dikutip CNBC Indonesia.
Valuasi itu setara dengan Rp 363 triliun hingga Rp 435 triliun. Pihak GoTo hingga kini belum memberikan informasi berkaitan dengan kabar ini.
Sumber Bloomberg tersebut mengatakan, GoTo sedang merencanakan IPO di bursa saham lokal tahun ini sebelum nantinya melantai di bursa AS alias Wall Street.
Sementara itu, perwakilan GoTo menolak berkomentar terkait hal ini kepada Bloomberg. Sumber Bloomberg menyebut, perundingan sedang berlangsung dan rincian rencana penggalangan dana GoTo masih bisa berubah.
Menurut catatan Bloomberg, GoTo adalah salah satu grup perusahaan di Asia Tenggara yang berkembang pesat yang berhasil memanfaatkan minat investor di kawasan ini, yang memiliki populasi lebih dari 650 juta dan lingkungan startup teknologi yang dinamis.
Sebagai informasi, sang pesaing Gojek, Grab Holdings Inc., dan perusahaan properti online PropertyGuru Pte juga berencana untuk go public di bursa AS melalui perusahaan cek kosong atau atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC).
Sementara startup e-commerce Indonesia lainnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), akan menjadi unicorn lokal pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus mendatang dengan harga IPO Rp 850/saham dan akan meraih dana paling besar dalam sejarah RI, Rp 22 triliun.
GoTo diprediksi akan mengikuti jejak Bukalapak.
Pada 2020, total Nilai Transaksi Bruto Grup (GTV) GoTo tercatat lebih dari US $ 22 miliar dengan lebih dari 1,8 miliar transaksi. Total armada pengemudi terdaftar lebih dari dua juta pada Desember 2020.
Adapun lebih dari 11 juta mitra pedagang per Desember 2020 serta pengguna aktif bulanan lebih dari 100 juta. Menurut keterangan resmi perusahaan, ekosistem GoTo mencakup 2% dari PDB Indonesia.
Sebelumnya, CEO GoTo Group, Andre Soelistyo menjelaskan jika grup tersebut memiliki valuasi US$ 18 miliar berdasarkan putaran pendanaan terakhir masing-masing perusahaan.
Dalam konferensi pers akuisisi operasional Gojek di Thailand oleh AirAsia Group lewat AirAsia Digital, CNBC Indonesia bertanya kepada CEO Gojek Kevin Aluwi soal apakah langkah pengalihan bisnis Gojek di Thailand menjadi satu strategi meningkatkan valuasi jelang IPO GoTo.
Kevin menegaskan strategi itu tidak secara langsung tetapi selaras.
"Saya ingin mengatakan, ini tidak secara langsung [soal naikkan valuasi], memang IPO adalah rencana yang sejalan dari upaya kami untuk mengembangkan bisnis dalam jangka panjang, ini keputusan yang kami buat atas dasar komitmen dalam mendukung sumber daya serta leadership yang ada saat ini," katanya dalam konferensi pers global AirAsia-Gojek pada Rabu, secara virtual (7/7).
[Gambas:Video CNBC]
JP Morgan Sebut GoTo Bakal di Bawah BCA, Seberapa Pantas?
(adf/adf)