
Rupiah Mampu Menguat Tipis Meski Ada 'Kisah Sedih' dari IMF

Penguatan tipis rupiah bisa dikatakan cukup bagus, sebab banyak sentimen negatif yang membayangi hari ini. Sebelumnya sudah disebutkan "kisah sedih" dari IMF.
Selain itu, ambrolnya bursa saham Asia membuat rupiah menambah bebar rupiah. Pasar saham China dan Hong Kong yang mengalami aksi jual dalam 2 hari terakhir membuat sentimen pelaku pasar memburuk dan menyeret bursa saham Asia lainnya.
Jebloknya bursa saham tersebut dipicu pemerintah China yang dikabarkan akan bertindak keras terhadap sektor teknologi. Indeks Hang Seng Hong Kong dalam 2 hari terakhir sudah ambrol lebih dari 8%, dan hingga tengah hari tadi juga masih berada di zona merah, sebelum akhirnya mampu bangkit dan menguat 1% lebih.
Sementara indeks Shanghai Composite China dalam 2 hari sebelumnya jeblok nyaris 5% dan berlanjut 0,6% hari ini.
Saat sentimen pelaku pasar memburuk, maka dolar AS yang menyandang status safe haven yang diuntungkan.
"Ambrolnya bursa saham China menyebabkan efek riak-riak terhadap sentimen pelaku pasar global, dan memicu alih risiko (risk-off)," kata Imre Speizer, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (28/7/2021).
Sentimen negatif juga datang dari kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia yang masih belum stabil menunjukkan penurunan.
Pada hari Senin, kasus Covid-19 penambahan kasus Covid-19 dilaporkan di bawah 30.000 orang, tepatnya 28.228 orang. Penambahan tersebut merupakan yang terendah sejak 4 Juli lalu, dan memunculkan harapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 akan kembali dilonggarkan pekan depan.
Tetapi, kemarin kasus Covid-19 dilaporkan melonjak lagi, sebanyak 45.203 orang. Selain itu ada 2.069 orang yang meninggal, menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi melanda Indonesia. Jumlah kematian tersebut juga menjadi yang terbanyak di dunia kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
