Cek 8 Informasi Penting Ini, Bisa jadi Referensi Cari Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
27 July 2021 08:27
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski dilanda tekanan jual dari investor asing cukup massif, bursa saham domestik tetap bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan Selasa kemarin (26/7/2021).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ditutup menguat sebesar 0,08% ke level 6.106,39 poin dengan nilai transaksi Rp 11,09 triliun dan frekuensi sebanyak 1,37 juta kali. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 242,15 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (27/7/2021):

1. Jadwal Lengkap Rights Issue BBRI Rp 95,92 T

Rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sudah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Juli.

Saat ini, BBRI masih menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 30 Agustus 2021. Jika pernyataan efektif OJK keluar sesuai yang diperkirakan, maka jadwal perdagangan saham tanpa HMETD akan dimulai pada 8 September 2021. Demikian mengutip prospektus BBRI di Jakarta, Senin (26/7/2021).

Kemudian, pencatatan saham di BEI akan dilaksanakan pada 13 September. Selanjutnya periode perdagangan HMETD akan dilakukan pada 13-22 September 2021 dan periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan pada 15-24 September.

Untuk tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan pada 24 September, penjatahan pesanan saham tambahan pada 27 September. Terakhir tanggal pengembalian uang pemesanan saham tambahan pada 29 September 2021.

2. AKRA Cetak Laba Rp 550 M di Semester I-2021, Melesat 28%

Perusahaan distribusi minyak dan bahan kimia, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan laba bersih Rp 550 miliar pada semester I-2020. Perolehan ini tumbuh 28% secara tahunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 432 miliar.

Pendapatan perusahaan di periode tersebut tumbuh 7% menjadi Rp 10,7 triliun dibanding dengan pada akhir Juni 2020 lalu yang sebesar Rp 10,001 triliun.

Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan kinerja positif perseroan didukung pertumbuhan bisnis di segmen perdagangan dan dan distribusi serta kontribusi KEK JIIPE Gresik.

3. Pengelola RS Hermina Stock Split Saham, Cek Ini Jadwalnya

Emiten penyedia layanan kesehatan yang merupakan pengelola Rumah Sakit Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menyampaikan rencana aksi korporasi untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split).

Rencana aksi korporasi ini sudah mendapat restu pemegang saham berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 2 Juni 2021 lalu.

"Pemegang saham telah menyetujui pemecahan nilai nominal saham perseroan dengan rasio 1:5 dari nominal sebelumnya Rp 100 per saham menjadi Rp 2 per saham," tulis manajemen HEAL, dalam keterbukaan informasi, Senin (26/7/2021).

Seperti diketahui, rencana aksi korporasi ini sebelumnya pernah disampaikan manajemen HEAL pada pertengahan Mei lalu. Jenis saham yang akan dipecah adalah saham biasa (common share) yang sebelum pemecahan berjumlah 2,98 miliar saham menjadi 14,89 miliar saham. Tujuan dilaksanakannya stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan.

4. Gugatan PKPU Maybank ke PBRX Ditolak Pengadilan

Permohonan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) kepada kepada emiten tekstil, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) ditolak oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Putusan tersebut dibacakan dalam sidang yang dilaksanakan Senin (26/7/2021).

Kuasa Hukum Maybank Indonesia Budi Rahmad mengatakan penolakan atas tuntutan PKPU ini lantaran pengadilan mengakui putusan Pengadilan Tinggi Singapura atas moratorium kewajiban PBRX di negara tersebut. "Iya, ditolak," kata Budi kepada CNBC Indonesia, Senin ini (26/7).

Dia menjelaskan, pertimbangan majelis hakim terkait dengan penolakan PKPU tersebut bertentangan dengan hukum karena telah mengakui putusan moratorium Singapura.

5. Semester I-2021 Rugi Rp 47 M, Harga ARTO Sempat Sentuh ATH

Bank yang disokong investor Singapura dan Gojek, PT Bank Jago Tbk (ARTO) masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 47 miliar pada semester I-2021, turun 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rugi bersih Rp 50,91 miliar.

Meskipun demikian harga saham ARTO malah menembus level tertinggi sepanjang sejarahnya tepatnya pada perdagangan sesi pertama pagi tadi saham ARTO sempat diperdagangkan di level Rp 17.050/unit.

Pada penutupan perdagangan ARTO ditutup naik 2,9% ke level harga Rp 16.825/unit sehingga tercatat saham perbankan digital ini memiliki kapitalisasi pasar Rp 233 triliun. Selama sepekan ARTO sudah melesat 5,82% sedangkan dalam sebulan sudah terbang 24%.

6. Penghapusan Kode Broker Diundur Jadi 6 Desember

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan akan mulai mengimplementasikan penutupan kode broker saham dan tipe investor dalam perdagangan mulai 6 Desember 2021 mendatang. Rencana ini ditunda dari yang seharusnya diterapkan pada 26 Juli ini.

Nantinya, setelah aturan ini berlaku, investor tidak dapat melihat perusahaan efek (broker) Anggota Bursa (AB) mana yang akan mentransaksikan saham tertentu, kode broker ini baru akan bisa terlihat pada akhir perdagangan. Selain itu, investor juga tidak bisa melihat tipe investor yang melakukan transaksi saat perdagangan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, penundaan penerapan kebijakan ini nantinya akan diterapkan berbarengan dengan pemberlakuan fitur baru pada Jakarta Automated Trading System (JATS).

"Ya, [penghapusan kode broker bersamaan pada 6 Desember 2021]," kata Laksono kepada CNBC Indonesia, Senin (26/7/2021).

7. Lunasi Utang, Jababeka Ngutang Lagi Global Bond Rp 4,9 T

Emiten pengelola kawasan industri, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), berencana menerbitkan surat utang baru dalam denominasi dolar AS senilai US$ 350 juta atau setara Rp 4,93 triliun dengan mengacu kurs tengah Bank Indonesia pada 31 Desember 2020.

Surat utang tersebut nantinya akan diterbitkan melalui entitas anak perseroan, Jababeka International B.V (JIBV).

Mengingat nilai transaksi tersebut lebih dari 50% ekuitas perseroan, manajemen akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 31 Agustus 2021 mendatang.

Dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Senin ini (26/7), manajemen KIJA menyatakan pertimbangan dilakukannya transaksi tersebut sebagai upaya memperoleh pendanaan sebesar US$ 300 juta yang akan digunakan untuk melakukan penukaran atau pembelian kembali atau untuk melunasi pembayaran surat utang lama.

8. KRAS Divestasi Anak Usaha ke INA Dkk Senilai Rp 4,35 T

Produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bakal melepas anak usahanya PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) kepada sejumlah investor. Perusahaan menargetkan bisa memperoleh dana mencapai US$ 200 juta-US$ 300 juta (Rp 2,9 triliun-Rp 4,35 triliun, asumsi Rp 14.500/US$) dengan melepas 10%-40% saham.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan saat ini sudah terdapat beberapa investor yang sedang dalam pembicaraan, empat di antaranya adalah lembaga keuangan milik pemerintah dan BUMN. Lainnya adalah pihak swasta yang menolak untuk disebutkan namanya.

"10%-40% dalam persentase. Harapannya [bisa mendapat] US$ 200 juta-US$ 300 juta. Targetnya Agustus," kata Silmy kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/7/2021).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular