Analisis Teknikal

Longsor Kena Profit Taking, Gimana Nasib IHSG Sesi 2 ?

Tri Putra & Tri Putra, CNBC Indonesia
03 February 2022 12:58
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,4% di level 6.680,68 di sesi I perdagangan Kamis (3/2/2022).

IHSG keluar dari level psikologis 6.700 meski sempat menguat lebih dari 0,2% di awal perdagangan. Nilai transaksi tembus Rp 6,4 triliun. Namun asing masih net buy sebesar Rp 86,72 miliar di pasar reguler.

Data perdagangan mencatat saat IHSG melemah ada 212 saham yang turun, 289 saham melemah dan 163 saham stagnan.

Sementara itu bursa saham Asia bergerak mixed hingga siang ini. Indeks Nikkei Jepang melemah lebih dari 1% sedangkan indeks Strait Times Jepang mampu melesat lebih dari 2%.

Untuk Hang Seng Hong Kong dan Shang Hai Composite China keduanya masih libur Tahun Baru Imlek.

Semalam indeks Wall Street ditutup menguat. Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat lebih dari 0,5%.

Namun karena IHSG sudah menguat signifikan sampai 1,15% kemarin (2/2), wajar jika banyak pihak yang memanfaatkannya untuk profit taking.

Ditambah lagi sentimen domestic juga kurang mendukung. Kenaikan kasus infeksi Covid-19 harian di Tanah Air menjadi perhatian pasar. Indonesia dinilai sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19 menurut Kementerian Kesehatan.

"Gelombang ketiga peningkatan kasus yang pasti indikatornya," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepada CNBC Indonesia, Selasa (1/2/2022).

Dia juga menambahkan pihaknya terus melakukan monitor mengenai peningkatan kasus Covid-19 di tanah air. Penambahan itu baru terjadi sekitar 10 hari terakhir.

Sebagai informasi, selama satu minggu terakhir kasus Covid-19 harian terus mengalami kenaikan. Misalnya saja pada Selasa kemarin angkanya mencapai 16.021 kasus.

Angka tersebut naik dari 10.185 kasus pada 31 Januari 2021. Dalam sepekan terakhir hanya pada tanggal 31 Januari 2021 mengalami penurunan dari hari sebelumnya yakni 12.422 kasus.

Setelah melemah di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan di sesi I dan indikator BB, IHSG tampak bergerak mendekati level support terdekat di 6.659.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik meski sempat menurun yang mengindikasikan bahwa ada penguatan momentum beli.

Hal yang patut diwaspadai adalah jika melihat menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak akan memotong garis EMA26 disertai dengan bar histogram yang mengecil.

Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi lanjutan di sesi II dan berpotensi menguji level support terdekat di 6.659.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Nobu Rights Issue, Grup Lippo Siap jadi Standby Buyer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular