Sempat Hijau, BBYB & MPPA Biang Kerok Penurunan IHSG

Putra, CNBC Indonesia
03 February 2022 09:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,25% di level 6.724,40 pada perdagangan Kamis (03/02/2022).

Namun IHSG balik arah melemah 0,27% di level 6.689,14 pada 09.10. Asing masih terpantau net buy di pasar reguler sebesar Rp 58,72 miliar.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi dua saham paling banyak dikoleksi asing dengan net buy Rp 87,3 miliar dan Rp 5,7 miliar.

Sedangkan saham PT Bank Neo Commerce (BBYB) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menjadi dua saham dengan net sell terbesar yakni Rp 6,4 miliar dan Rp 6 miliar.

Katalis positif sebenarnya datang dari Wall Street yang ditutup menguat semalam meski data tenaga kerjanya mengecewakan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat 0,63% dan 0,94%.

Namun IHSG yang sudah melesat tajam kemarin memang membuka ruang untuk adanya aksi profit taking yang bisa membuat IHSG melemah.

Untuk hari ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang bakal mewarnai perdagangan.

Kenaikan kasus infeksi Covid-19 harian di Tanah Air menjadi perhatian pasar. Indonesia dinilai sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19 menurut Kementerian Kesehatan.

"Gelombang ketiga peningkatan kasus yang pasti indikatornya," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepada CNBC Indonesia, Selasa (1/2/2022).

Dia juga menambahkan pihaknya terus melakukan monitor mengenai peningkatan kasus Covid-19 di tanah air. Penambahan itu baru terjadi sekitar 10 hari terakhir.

Sebagai informasi, selama satu minggu terakhir kasus Covid-19 harian terus mengalami kenaikan. Misalnya saja pada Selasa kemarin angkanya mencapai 16.021 kasus.

Angka tersebut naik dari 10.185 kasus pada 31 Januari 2021. Dalam sepekan terakhir hanya pada tanggal 31 Januari 2021 mengalami penurunan dari hari sebelumnya yakni 12.422 kasus.

Kondisi pandemi yang memburuk tentu menjadi sentimen negatif untuk pasar terutama aset-aset berikso seperti saham. Apalagi indeks sudah melesat signifikan kemarin sehingga rawan terjadi aksi profit taking yang membuat harga ambles.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular