Cek nih! Target Harga Terbaru BBCA Usai Cetak Laba Rp 14,5 T

chd, CNBC Indonesia
26 July 2021 15:30
Workers are seen near the logo of Bank Central Asia, or BCA, in Sudirman Business District in Jakarta, Indonesia, September 7, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: BCA REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,5 triliun di semester I-2021, atau naik 18,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 12,24 triliun.

Riset terbaru PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia pun merilis proyeksi terbaru dari harga saham BCA yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 742 triliun ini.

Menurut catatan Mirae Asset, BBCA membukukan laba bersih Rp 7,41 miliar di kuartal II-2021 (April-Juni), naik 5,3% dari kuartal I-2021 dan naik 31,1% dari kuartal II-2020. Maka secara kumulatif, BBCA mencetak laba bersih semester I 2021 Rp 14,5 miliar, naik 18,1% dari periode yang sama tahun 2020.

Kenaikan laba bersih BBCA didorong oleh turunnya beban bunga, beban operasional yang juga lebih rendah, dan beban provisi yang kecil. Beban bunga turun sebesar 4,5% secara kuartalan (quarter-to-quarter/QoQ), setelah adanya repricing time deposit (TD).

Sedangkan, beban operasional yang lebih rendah disebabkan oleh perubahan akuntansi dalam pengeluaran bonus karyawannya, di mana kini diperoleh setiap bulan selama setahun.

Sementara itu, biaya provisi pada kuartal kedua tahun 2021 cenderung mendatar jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2021, tetapi jauh lebih rendah dari periode yang sama pada tahun lalu karena biaya penyediaan yang dikeluarkan cenderung berat pada awal pandemi.

Secara keseluruhan, laba bersih semester pertama tahun 2021 BBCA mencapai 43,4% dari konsensus Mirae Asset yang memperkirakan sebesar 47%, dibandingkan dengan tingkat run-rate rata-rata 5 tahun sebesar 45,1%, sehingga relatif sejalan.

"Naiknya laba bersih didukung oleh tingkat kredit yang membaik, yakni sebesar 1,2% (QoQ), karena pertumbuhan kredit konsumer yang kuat." kata analis Mirae, Handiman Soetoyo, dalam riset tertanggal 23 Juli, dikutip CNBC Indonesia pada Senin (26/7/2021).

BCA Expoversary yang diselenggarakan pada Februari-Maret juga dinilai membantu mengangkat penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) pada kuartal kedua tahun ini yang masing-masing tumbuh sebesar 4,7% dan 2,2%.

Sementara itu, segmen kredit korporasi masih cenderung lemah, yakni turun sebesar 0,8% (QoQ) karena pembayaran pinjaman lebih tinggi dari penyaluran kredit baru, sehingga aktivitas bisnis di segmen ini cenderung tetap lambat.

Kas internal juga masih cukup untuk menutupi operasi harian, sehingga mengurangi kebutuhan akan penarikan pinjaman baru.

Adapun untuk restrukturisasi bagi nasabah institusi, totalnya cenderung mendatar sejak awal tahun 2021, yakni sebesar Rp 97,7 triliun atau 16,8% dari total pinjaman.

Tingkat kredit bermasalah atau Non-perfoming loan (NPL) naik signifikan lebih tinggi menjadi 2,4% pada kuartal kedua tahun ini, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar 1,8%.

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa NPL BBCA dapat mencapai di kisaran 2,4 - 2,7% pada akhir 2021.

"Kami melihat NPL BBCA dapat lebih tinggi dari yang kami harapkan sebelumnya. Namun, kami tetap berhati-hati terhadap peningkatan NPL karena pembatasan kegiatan masyarakat yang lebih ketat kemungkinan akan berdampak pada pertumbuhan pinjaman dan kualitas aset," tulis Handiman.

Di sisi digital, nilai transaksi mobile banking dan internet banking masing-masing tumbuh sebesar 49,0% dan 32,8%, dibandingkan tahun lalu, terutama didukung oleh perluasan basis nasabah.

Selain itu, BBCA baru saja meluncurkan platform digital banking bernama "blu" melalui anak usahanya, BCA Digital. Blu bertujuan untuk menembus segmen milenial dan mencakup fitur yang lebih inovatif, yaitu manajemen arus kas dalam aplikasi.

Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan 'Beli' untuk saham BBCA, dengan target harga (target price/TP) di harga Rp 38.700.

Riset Mirae Asset BBCA 23 Juli 2021Foto: Riset Mirae Asset BBCA 23 Juli 2021
Riset Mirae Asset BBCA 23 Juli 2021

"Kami memasang target price di level tersebut karena kami memperkirakan bahwa price to book value (PBV) BBCA pada akhir tahun ini mencapai 4,5 kali dari perkiraan BVPS full year 2021." jelas Mirae.

"Namun kami memprediksi risiko masih tetap menghampiri, karena masih meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) yang dapat memperlambat kembali perekonomian, menurunkan pertumbuhan pinjaman, dan menyebabkan kualitas aset semakin memburuk." tambahnya.

Data BEI mencatat, jelang penutupan perdagangan sesi II, Senin ini (26/7), saham BBCA turun 0,41% di Rp 30.050/saham dengan nilai transaksi Rp 178 miliar dengan volume perdagangan 5,94 juta saham.

Sebulan terakhir saham BBCA minus 2,91% dan year to date saham bank Grup Djarum ini juga masih koreksi 11%.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Cetak Laba Rp 48 T, Sahamnya Malah Ambles 1,84%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular