Suspensi Dibuka, Saham Bank Anthoni Salim Nyaris ARB!

tahir saleh, CNBC Indonesia
Rabu, 21/07/2021 10:02 WIB
Foto: anthoni salim (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), bank milik Grup Salim, mulai Rabu 21 Juli hari ini. Namun saat dibuka, saham BINA nyaris menyentuh auto reject bawah (ARB) 7%.

Data perdagangan menunjukkan, saham BINA anjlok 5,65% di level Rp 5.450/saham, kendati sebelumnya sempat melemah hingga 6% lebih. Pada pukul 10.01 WIB, saham BINA turun hingga 6,06% di Rp 5.425/saham.

Nilai transaksi saham BINA mencapai Rp 21,17 miliar dengan volume perdagangan 4,87 juta saham. Kapitalisasi pasar saham BINA mencapai Rp 31 triliun.


Dalam sebulan terakhir saham BINA masih naik 12,79% dan 3 bulan terakhir meroket 244%. Sebelumnya BEI sudah menghentikan sementara alias suspensi saham bank BINA ini sejak Jumat 9 Juli lalu, atau sudah 7 hari perdagangan Bursa.

Suspensi ini dilakukan karena pergerakan saham BINA yang signifikan. Sebelum suspensi dibuka, dalam 6 bulan terakhir saham BINA meroket 737%.

BEI pun mencecar manajemen BINA soal kabar transaksi gadai saham atau repurchase agreement (repo), aksi korporasi, hingga rencana divestasi pemegang saham pengendali.

Dalam suratnya kepada BEI, manajemen BINA pun menjawab dalam suratnya terkait dengan sejumlah pertanyaan otoritas bursa itu.

Mengenai gadai saham, manajemen BINA menegaskan perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas gadai saham (repo) yang dilakukan oleh pemegang saham perseroan.

Selain itu, manajemen perusahaan juga menyatakan tidak menerima sejumlah dana dari hasil repo tersebut.

"Perseroan tidak mengetahui perihal rencana divestasi (penjualan) saham yang dilakukan pemegang saham utama perseroan," kata Ria dalam keterangan surat tersebut, ketika bursa menanyakan apakah ada rencana divestasi dari pemegang saham utama bank ini," tulis Ria Sari Sidabutar, Sekretaris Perusahaan BINA, dalam surat penjelasannya.

Manajemen BINA juga menegaskan tidak akan terjadi pergantian kepemilikan pemegang saham saat ini, yakni Anthoni Salim melalui PT Indolife Pensiontama, ke pemegang saham baru. Salim disebutkan menjadi ultimate shareholder (entitas terakhir penerima manfaat) BINA.

Per 30 Juni 2021, Grup Salim melalui kendaraan investasinya Indolife Pensiontama, yang menjadi pemegang saham pengendali BINA, menguasai 22,47% saham perusahaan.

Perusahaan meyakini kenaikan harga saham yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan karena kinerja perusahaan yang meningkat dan sustain dengan adanya ekosistem yang luas.

Selain itu, kenaikan harga saham juga disebabkan karena adanya rencana aksi korporasi yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan modal dan pengembangan layanan perbankan.

Perusahaan akan melakukan aksi korporasi Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) sebanyak 2 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham.

Aksi korporasi ini akan dilakukan pada semester kedua tahun ini dan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham pada 16 Juni 2021 lalu.

Dengan disetujuinya rights issue ini, Anthony Salim, selaku ultimate shareholder berpeluang menambah porsi kepemilikan sahamnya pada Bank Ina.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat