
Dicecar BEI, Bank Grup Salim Buka-bukaan soal Gadai Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen bank milik bos Indofood, Anthony Salim, yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dicecar Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal kenaikan harga sahamnya dalam beberapa hari terakhir.
Hal ini dilakukan setelah saham perusahaan tersebut digembok alias dihentikan sementara (suspensi) perdagangannya oleh Bursa sejak Jumat pekan lalu 9 Juli 2021 seiring dengan pergerakan harganya yang signifikan.
Bursa meminta penjelasan kepada manajemen BINA berkaitan dengan adanya transaksi gadai saham atau repurchase agreement (repo) yang dilakukan oleh pemegang saham utama perusahaan (ultimate shareholder) perusahaan.
Ditanya demikian oleh BEI, manajemen BINA menjawab, "perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas gadai saham (repo) yang dilakukan oleh Pemegang Saham Perseroan," tulis Ria Sari Sidabutar, Sekretaris Perusahaan BINA, dalam surat penjelasannya, dikutip Jumat (16/7/2021).
Selain itu, manajemen perusahaan juga menyatakan tidak menerima sejumlah dana dari hasil repo tersebut.
"Perseroan tidak mengetahui perihal rencana divestasi (penjualan) saham yang dilakukan pemegang saham utama perseroan," kata Ria dalam keterangan surat tersebut, ketika bursa menanyakan apakah ada rencana divestasi dari pemegang saham utama bank ini.
Selain itu juga ditegaskan tidak akan terjadi pergantian kepemilikan pemegang saham saat ini, yakni Anthoni Salim melalui PT Indolife Pensiontama, ke pemegang saham baru. Salim disebutkan menjadi ultimate shareholder (entitas terakhir penerima manfaat) BINA.
Perusahaan meyakini kenaikan harga saham yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan karena kinerja perusahaan yang meningkat dan sustain dengan adanya ekosistem yang luas.
Selain itu, kenaikan harga saham juga disebabkan karena adanya rencana aksi korporasi yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan modal dan pengembangan layanan perbankan.
Perusahaan akan melakukan aksi korporasi Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) sebanyak 2 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham.
Aksi korporasi ini akan dilakukan pada semester kedua tahun ini dan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham pada 16 Juni 2021 lalu.
Dengan disetujuinya rights issue ini, Anthony Salim, selaku ultimate shareholder berpeluang menambah porsi kepemilikan sahamnya pada Bank Ina.
Per 30 Juni 2021, Grup Salim melalui kendaraan investasinya PT Indolife Pensiontama, yang menjadi pemegang saham pengendali BINA, menguasai 22,47% saham perusahaan.
Data BEI mencatat, saham BINA diperdagangkan terakhir di Rp 5.775/saham. Dalam sebulan terakhir sahamnya naik 88% dan 3 bulan terakhir melesat 273%. Bahkan dalam 6 bulan terakhir saham BINA meroket 737% dengan kapitalisasi pasar Rp 33 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Ini Alasan Saham Bank Anthoni Salim Masih Digembok
