The Fed Stop Stimulus di Akhir 2022, Tapering Jadi Tahun Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 July 2021 17:35
ilustrasi dollar Amerika
Foto: ilustrasi dollar Amerika (REUTERS/Marcos Brindicci)

Berkaca dari tahun 2013, tapering membuat nilai tukar rupiah rontok. Oleh sebab itu, para pelaku pasar menjadi was-was, termasuk pemerintah juga berhati-hati menyikapi tapering The Fed.

Tapering yang dilakukan The Fed di 2013 memicu kenaikan yield obligasi (Treasury) AS, dan aliran modal keluar dari negara emerging market menuju ke Amerika Serikat. Pasar finansial global pun bergejolak yang disebut taper tantrum.

Saat tapering dilakukan, indeks dolar melesat lebih dari 12% sepanjang 2014.

Tidak sampai di situ, setelah QE berakhir muncul wacana normalisasi alias kenaikan suku bunga The Fed, yang membuat dolar AS terus berjaya hingga akhir 2015 saat suku bunga acuan akhirnya dinaikkan 25 basis poin menjadi 0,5%. Setelahnya, The Fed mempertahankan suku bunga tersebut selama 1 tahun, penguatan indeks dolar pun mereda.

Rupiah menjadi salah satu korban keganasan taper tantrum kala itu. Sejak Bernanke mengumumkan tapering Juni 2013 nilai tukar rupiah terus merosot hingga puncak pelemahan pada September 2015.

Meski demikian, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kali ini akan berusaha menghindari taper tantrum. Salah satu pemicu taper tantrum pada 2013 adalah pengumuman tapering yang mengejutkan pasar. Artinya pasar belum mengantisipasi hal tersebut.

Kali ini, The Fed akan berusaha terus memberikan update mengenai kebijakan moneter yang akan diambil, sehingga pasar lebih siap menghadapi tapering.

Sejak awal tahun ini, The Fed sudah berulang kali menegaskan akan terus memberikan update panduan kebijakan moneter. Sehingga ketika nanti tapering dilakukan, tidak terjadi taper tantrum.

Artinya, tapering bisa membuat rupiah tertekan, tetapi risiko jeblok seperti 2013 hingga 2015 bisa diredam.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular