Analisis

Setahun Pandemi IHSG Terbang 22%, Investor Kian Pede?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 19/07/2021 14:40 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan kinerja yang cukup impresif dalam setahun terakhir. Pada awal bulan yang sama tahun lalu, IHSG masih berada di level 4.905,39 akan tetapi bulan Juli 2021 ini IHSG sudah dibuka di level 6.001,12 atau kenaikan hingga 22,34%.

Tahun lalu memang bukanlah tahun yang baik bagi pasar modal, mengingat IHSG sempat ambruk parah Maret silam akibat pandemi corona. Meskipun demikian pasar modal lokal perlahan bangkit setelah ketidakpastian akan virus asal Wuhan, China ini mulai mereda.

Kebangkitan IHSG di tahun 2021 sendiri tak lepas dari berlangsungnya vaksinasi Covid-19 massal di seluruh dunia Januari-Februari silam, di mana pada Juli tahun lalu masih belum jelas kapan vaksin Covid-19 akan dirampungkan.


Meskipun demikian dalam sebulan terakhir, pasar modal lokal mulai 'jiper' kembali akibat kenaikan kasus Covid-19 dalam negeri hingga menembus angka 50 ribu kasus per hari yang terpaksa menyebabkan pemerintah melakukan pembatasan pergerakan masyarakat dengan PPKM Darurat.

Bahkan meski sudah adanya PPKM Darurat, tren kenaikan kasus Covid-19 masih belum berhenti sehingga dikabarkan pemerintah terpaksa memperpanjang kebijakan ini.

Dampaknya cukup fatal, lembaga keuangan ramai-ramai merevisi turun target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021. Pemerintah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 dari 4,3-5,3% menjadi 3,7-4,5%.

Bank Indonesia (BI) juga menurunkan 'ramalan' dari 4,1-5,1% menjadi 3,8%. Sebagai catatan, angka ini tentunya dalam kasus pasca PPKM Darurat kasus Covid-19 dapat ditekan sesuai target ke bawah 10 ribu kasus per hari.

"Asesmen awal kami menunjukkan kalau PPKM Darurat ini kita lakukan selama satu bulan dan bisa menurunkan Covid-19 secara baik, pertumbuhan ekonomi kita akan turun sekitar 3,8 persen," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, belum lama ini.

Meskipun demikian di bulan Agustus mendatang, akan datang kabar baik yakni rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q2 yang akan menjadi penanda Indonesia keluar dari jurang resesi.

Prediksi pertumbuhan ekonomi di Q2 memang positif karena low base effect serta di kuartal dua lalu Indonesia belum akan terkena dampak PPKM Darurat yang diberlakukan per 3 Juli 2021.

Selain penantian angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, tentunya para pelaku pasar masih menanti apakah kasus Covid-19 mampu di tekan ke bawah target 10 ribu kasus per hari.

Di sisi lain, data BEI mencatat, investor asing pada Jumat lalu (16/7) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 74,52 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 17,643 triliun, atau nyaris Rp 18 triliun. Ini menandakan ada ekspektasi positif akan pasar modal Indonesia dalam jangka panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat