Analisis

Hajar! Broker Jawara Ini Ungkap 8 Saham Prospek Cuan di Juli

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
13 July 2021 06:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, pemimpin pasar trading saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan pandangan optimistis terhadap kondisi pasar saham domestik sepanjang paruh kedua tahun ini.

Pandangan optimistis ini seiring adanya program vaksinasi dari pemerintah untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dinilai tetap 'kebal' di tengah lonjakan kasus harian Covid-19 di Tanah Air.

Menurut riset analis Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya, dalam risetnya pada Senin (12/7/2021), Indonesia berencana keluar dari pandemi Covid-19 melalui vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok.

Hariyanto menjelaskan, dengan asumsi 1 juta dosis (dosis pertama dan kedua) dapat diberikan per hari pada Juli 2021, Indonesia dapat mencapai kekebalan kelompok pada semester I tahun ini dengan menyelesaikan target vaksinasi 181 juta orang.

Selain itu, nada optimistis lainnya dari Mirae Asset ialah terkait IHSG yang kemungkinan akan tetap tahan guncangan di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang beberapa kali mencatatkan rekor kenaikan tertinggi akhir-akhir ini.

Berdasarkan amatan Mirae Asset, belajar dari kasus Covid-19 di India, pasar sahamnya tetap tangguh meskipun kasus positif harian dan kematian baru setiap hari melonjak pada bulan April dan Mei lalu.

"Kami pikir IHSG juga tidak akan kolaps kendati terjadi lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini," jelas Hariyanto dalam risetnya, dikutip CNBC Indonesia, Senin (12/7).

Menurut Mirae Asset, sektor kesehatan akan diuntungkan seiring meningkatnya kasus harian Covid-19 di Indonesia.

Mirae Asset mencatat, kasus baru harian Covid-19 Indonesia mencapai 38.391 kasus pada 8 Juli 2021, memecahkan rekor sebagai salah satu dari 3 negara teratas dengan jumlah kasus baru tertinggi pada hari itu.

"Bahkan, setiap hari kasus baru Covid-19 di Jakarta terus melonjak dan kini mencapai lebih dari tiga kali lipat angka puncaknya pada gelombang pertama, melebihi laju tingkat nasional yang dua kali lipat dari angka puncak pada gelombang pertama," imbuh broker asal Korea Selatan (Korsel) ini.

Mirae menjelaskan, episentrum pandemi virus corona di Indonesia adalah Jakarta, di mana sebagian besar cabang rumah sakit yang terdaftar berada. "Kami pikir rumah sakit akan menerima penambah pendapatan dari penanganan kasus COVID-19," kata Mirae.

Selain mengenai perkembangan kasus Covid-19, Mirae juga menyoroti rencana startup teknologi raksasa, yakni e-commerce Bukalapak dan entitas gabungan Tokopedia dan perusahaan ride-hailing dan pembayaran Gojek, GoTo, yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Informasi saja, Bukalapak rencananya akan melantai (listing) di bursa pada 6 Agustus mendatang. Adapun rencana IPO GoTo masih selaras dan tengah dipersiapkan.

Mengutip riset Bain, Google dan Temasek, Mirae menulis, ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara saat ini.

"Dengan populasi terbesar keempat di dunia yaitu 270 juta orang, Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara memiliki salah satu sektor belanja online dengan pertumbuhan tercepat di dunia," jelas Mirae.

Bain memperkirakan gross merchandise value (GMV) Indonesia tumbuh sebesar 23% pada CAGR (Compound annual growth rate/rerata tingkat pertumbuhan majemuk tahunan) 2020-2025 dari US$ 44 miliar pada 2020 atau setara dengan Rp 616 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 14.000) menjadi US$ 124 miliar (Rp 1.736 triliun) pada 2025.

"Kami pikir perusahaan teknologi raksasa seperti Bukalapak dan GoTo akan dapat memonetisasi tren kenaikan ekonomi digital Indonesia yang terus berkembang," tulis Mirae.

Mirae menambahkan, belajar dari AS, perusahaan teknologi sekarang mendominasi 5 besar kapitalisasi pasar tertinggi.

Mengenai prediksi IHSG, Mirae mempertahankan skenario dasar (base case) untuk target IHSG akhir tahun 2021, yakni posisi 6.880.

Adapun sektor pilihan Mirae sepanjang semester 2 tahun ini adalah sektor keuangan, teknologi, kesehatan, dan barang baku.

Riset Mirae Asset Juli 2021Foto: Riset Mirae Asset Juli 2021
Riset Mirae Asset Juli 2021

Mirae juga mempertahankan saham pilihan teratas (top picks), yaitu saham emiten tambang nikel-emas pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO), emiten menara telekomunikasi Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), emiten pengelola rumah sakit (RS) Hermina PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

Lalu, saham emiten sektor perunggasan (poultry) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) & PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), perbankan BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan emiten pemilik laboratorium klinik Prodia PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA).

"Pada tanggal 9 Juli, [saham] pilihan teratas kami dengan bobot yang sama menghasilkan akumulasi pengembalian [investasi] sebesar 36,6% (vs akumulasi hasil investasi IHSG sebesar -5,5%) sejak dimulainya laporan pilihan teratas bulanan kami pada Agustus 2019. Oleh karena itu, pilihan teratas kami mengungguli IHSG sebesar 42,1 %," pungkas Mirae.

Sepanjang pekan lalu (5-9 Juli), broker saham teraktif masih dikuasai tiga besar yakni Mirae Asset, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

Secara nilai transaksi perdagangan, Mirae memimpin dengan nilai transaksi sepekan Rp 11,30 triliun, berikutnya Mandiri Sekuritas Rp 7,44 triliun, dan Indo Premier Rp 6,35 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Begini Saran Bos Mirae Asset Saat IHSG Masih Volatil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular