
Gokil! Baru Listing, Saham Bundamedik 4 Hari ARA Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengelola rumah sakit (RS) RSIA Bunda Jakarta PT Bundamedik Tbk (BMHS) kembali melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) sesaat setelah pembukaan pasar pagi ini, Jumat (9/7/2021). Ini adalah kali keempat secara beruntun sejak saham BMHS melantai (listing) di bursa pada Selasa (6/7) lalu.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, pukul 09.19 WIB, saham BMHS melonjak menembus ARA 25% ke Rp 825/saham. Nilai transaksi saham BMHS sangat rama pagi ini, mencapai Rp 167,0 miliar, menjadikan saham ini sebagai saham dengan nilai transaksi tertinggi nomor 2 di bawah saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang membukukan transaksi Rp 183,1 miliar.
Ini juga merupakan nilai transaksi saham BMHS tertinggi setelah pada 3 hari sebelumnya berada di kisaran ratusan juta hingga satu sampai 2 miliaran rupiah.
Dengan ini, saham BMHS sudah melonjak sebesar 142,64% sejak hari pertama 'manggung' di bursa. Fenomena melonjaknya saham-saham yang baru melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) lazim terjadi di bursa hingga menyentuh ARA selama berhari-hari lazim terjadi di bursa.
Kendati, kadangkala tidak selalu demikian. Ambil contoh, saham emiten tambang emas Grup Rajawali PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang IPO pada 28 Juni lalu dengan harga penawaran Rp 750/saham tidak pernah sekalipun menyentuh ARA. Bahkan, saham ini sudah 5 kali ambles sejak awal IPO. Kenaikan saham ARCI tercatat sebanyak 3 kali, dengan tidak lebih dari 2%.
Sebagai informasi, BMHS menjadi emiten ke 24 di BEI dan melepas 682 juta atau sebanyak 7,93% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp 340 per saham.
Dengan begitu, dari IPO ini perusahaan meraih dana sebesar Rp 231,88 miliar. Perusahaan juga melakukan Program Alokasi Saham Pegawai (Employee Stock Allocation/ESA) dengan jumlah sebanyak 0,25% dari saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak 1.538.600 saham.
Direktur Bundamedik Nurhadi Yudiyantho mengatakan selama masa penawaran umum pada tanggal 30 Juni 2021 sampai 2 Juli 2021, respons investor publik positif di mana saham BMHS mengalami kelebihan pemesanan (oversubscribed) pada penjatahan terpusat (pooling allotment) sebanyak lebih dari 40 kali.
Dana hasil IPO ini akan digunakan perseroan untuk membeli kembali sisa pokok obligasi perseroan setelah pelaksanaan konversi obligasi, dan untuk modal kerja, antara lain untuk pembelian obat, dan alat medis.
Selain itu akan digunakan untuk kebutuhan penunjang lainnya dan memenuhi kebutuhan operasional terkait pelayanan kesehatan. Saham BHMS pun masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES).
"Bundamedik merupakan perusahaan induk sekaligus emiten ke-2 dari grup usaha yang mencatatkan sahamnya di BEI setelah PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), perusahaan asosiasi Perseroan yang lebih dulu telah mencatatkan sahamnya di BEI," kata dia.
Sebagai informasi, saat ini Bundamedik mengelola rumah sakit Ibu dan anak Citra Ananda, RS Ibu dan anak Bunda Jakarta, RS umum Bunda Margonda, RS Umum Bunda Padang dan RS umum Bunda Jakarta.
Sampai dengan 31 Desember 2020, perseroan memiliki kapasitas sekitar 336 jumlah tempat tidur dan mempekerjakan lebih dari 56 dokter umum dan 389 spesialis yang menawarkan layanan ke pasien Perseroan dan sekitar 1.643 perawat dan staf pendukung lainnya.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bundamedik (BMHS) Kejar Pertumbuhan Double Digit di 2023