
Terseret Narkoba! Segini Harta Ardi Bakrie & Jumlah Emitennya

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis keluarga Bakrie dan sepak terjangnya di pasar modal memang selalu menjadi perhatian pelaku pasar, apalagi grup yang berawal dari CV Bakrie & Brothers yang didirikan mendiang Achmad Bakrie sejak 1940-an ini punya banyak perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Nama-sama emiten Bakrie yang cukup menjadi buruan investor di antaranya PT Bumi Resources Tbk (BUMI), anak usahanya di bidang tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan emiten media yakni PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).
Nah sejak Kamis kemarin (8/7), grup yang sudah masuk generasi ketiga ini kembali disorot publik setelah Anindra Ardiansyah Bakrie atau yang biasa dikenal dengan Ardi Bakrie, putra dari Aburizal Bakrie (generasi kedua Bakrie), dikabarkan ditangkap bersama sang istri, Nia Ramadhani, terkait dengan dugaan penyalahgunaan narkoba.
Bahkan dalam konferensi pers Kamis siang, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan status Ardi dan Nia sudah menjadi tersangka. Tidak hanya Nia dan Ardi, tapi supir mereka berinisial ZN juga menjadi tersangka.
"Ada tiga orang yang ditetapkan jadi tersangka yakni ZN (43 ) itu supir atau pembantu. Lalu RA (31) ibu rumah tangga atau artis, dan AAB (42) karyawan swasta," kata Yusti dalam pernyataan pers di Polres Jakarta Pusat.
Ardi yang lahir di Menggala, Tulang Bawang, pada 22 April 1979 adalah salah satu putra bungsu dari Aburizal Bakrie, generasi kedua Grup Bakrie.
Ardi menikah pada 2010 dengan Nia Ramadhani, seorang artis yang naik daun saat itu, dan dikaruniai tiga orang anak.
CNBC Indonesia mencoba melibat seberapa besar keterlibatan Ardi di perusahaan Grup Bakrie, kendati dari sisi kepemilikan saham di atas 5% tak ada satu pun emiten grup yang mencantumkan dana Ardi dalam daftar pemegang saham. Kendati demikian, bisa jadi kepemilikannya di bawah 5% sehingga tidak wajib publikasi.
Setidaknya ada 11 perusahaan Grup Bakrie yang tercatat di BEI menjadi perusahaan publik. Ke-11 emiten itu yakni Energi Mega Persada (ENRG), Bumi Resources Minerals (BRMS), Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), dan Bumi Resources (BUMI).
Berikutnya ada Intermedia Capital (MDIA), Visi Media Asia (VIVA), Bakrie & Brothers (BNBR), Bakrie Telecom (BTEL), Darma Henwa, Bakrieland Development (ELTY), dan Graha Andrasentra Propertindo (JGLE).
Secara nilai detail, belum terungkap kekayaan pribadi Ardi. Hanya tercatat entitas bisnis Grup Bakrie lewat PT Bakrie Global Ventures (dulu PT CMA Indonesia).
Di Visi Media Asia (VIVA) yang mengelola stasiun televisi TvOne (PT Lativi Mediakarya) dan situs berita online Viva (Viva Media baru), laporan keuangan terbaru (Maret 2021) mencatat Ardi menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur VIVA, sementara Presiden Direktur VIVA dijabat sang kakak Anindya Novyan Bakrie.
Hanya saja, mengacu data laporan keuangan VIVA di Maret 2021, tak ada porsi saham pribadi dari Ardi Bakrie.
Saham terbesar VIVA dipegang oleh Bakrie Global Ventures dengan porsi 52,69% atau setara 8.839.399.293 saham.
Bakrie Global ini dipimpin oleh Anindya Bakrie, dan menjadi salah satu kendaraan bisnis keluarga Bakrie.
Dengan estimasi harga saham VIVA di harga rata-rata Rp 56/saham Kamis kemarin (8/7), maka nilai valuasi saham Bakrie Global mencapai Rp 495 miliar.
Adapun di Intermedia Capital (MDIA), anak usaha VIVA, tak ada nama Ardi Bakrie di pemegang saham maupun jajaran pengurus.
Hanya tercatat Anindya sebagai Komisaris Utama, sementara saham terbesar dipegang Visi Media Asia 89,99%.
NEXT: Saham VIVA-MDIA Ambruk
