
Bukan Saham! Ternyata 2 BPJS Kerek Investasi di Instrumen Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga rating nasional, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), mencatat adanya peningkatan nilai investasi obligasi korporasi oleh BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) dan BPJS Kesehatan.
Menurut Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra, nilai investasi BPJS secara tren menunjukkan kenaikan dari periode 2019 sampai dengan 2021.
Namun di sisi lain, BPJS baik BP Jamsostek maupun BPJS Kesehatan memang mengurangi porsi investasi mereka di saham dan reksa dana.
Pefindo mencatat, sampai dengan April 2021, BPJS menjadi salah satu investor terbesar di pasar obligasi korporasi dengan dana kelolaan Rp 503,7 triliun dan menginvestasikan ke obligasi korporasi senilai Rp 84,4 triliun atau setara 16,8% dari total dana kelolaannya dan 16,5% terhadap total outstanding obligasi korporasi.
![]() Data Pefindo Juni 2021 |
"Salah satu penyebab impact policy mereka yang katanya disampaikan mereka akan mengurangi porsinya di saham. Mungkin ini switch [beralih], salah satunya ke obligasi korporasi," kata Salyadi, dalam konferensi pers secara daring, Kamis (8/7/2021).
Dari data tersebut, selain BPJS, investor terbesar di pasar obligasi Tanah Air ialah bank dengan nilai investasi Rp 103,4 triliun dengan total dana kelolaan Rp 2,703 triliun.
Sedangkan, asuransi tercatat menempatkan investasi di obligasi korporasi sebesar Rp 84,9 triliun dengan total dana kelolaan Rp 717,7 triliun.
Adapun, reksa dana tercatat sebesar Rp 137,9 triliun nilai investasinya dengan dana kelolaan Rp 294,8 triliun dan dana pensiun mencatatkan investasi sebesar Rp 67,9 triliun setara 22,3% dari dana kelolaan Rp 304,5 triliun.
Salyadi menilai, keputusan tersebut merupakan kabar baik bagi pasar obligasi korporasi tanah air. Pasalnya, institusi dengan dengan dana kelolaan yang besar seperti BPJS, bila tidak menempatkan investasinya di pasar modal akan sulit mencapai imbal hasil yang optimal.
"Kita berharap BPJS, Taspen, tidak sampai meninggalkan pasar modal, baik di saham maupun obligasi, kalau tidak investasi di pasar modal agak sulit mencapai return," kata Salyadi.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Begini Kinerja Saham-saham Investasi BP Jamsostek
