
Cuan Lebih Besar, Investor Pilih Investasi Obligasi Ketimbang Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor terpantau kian beralih dari instrumen investasi saham ke obligasi. Hal ini seiring performa imbal hasil obligasi yang lebih baik dari saham.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, performa imbal hasil Bloomberg Indonesia Local Sovereign Bond (BINDO) sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 4,66%, jauh melampau yield saham di Jakarta Stock Exchange Composite Index (JCI) yang terkontraksi 2,19%.
Disparitas ini pun berlanjut hingga tahun 2025. Secara year to date (YTD), imbal hasil obligasi RI telah naik 2,19% sementara saham JCI turun 7,97%.
"Investor cenderung memilih obligasi dibandingkan dengan equity karena story-nya ada di macro-wise, dengan perlambatan ekonomi global sebetulnya mungkin turun, obligasi pasti akan jadi pilihan," ungkap Handy dalam acara Buka Puasa Bersama, di Jakarta, Rabu, (19/3/2025).
Selain itu, Handy juga melihat, beberapa investor institusi masih mengakumulasi kepemilikan obligasi. Diantara mereka adalah asuransi dan dana pensiun.
Diketahui, sektor asuransi dan dana pensiun membukukan net buy sebesar Rp103,9 triliun di pasar obligasi sepanjang tahun 2024. Adapun ritel dan asing tercatat menyerok masing-masing Rp107,2 triliun dan Rp34,6 triliun di pasar obligasi.
Bila dibandingkan, performa IHSG sepanjang tahun 2024 terpantau ambles 2,65%. Hal ini berkebalikan dari 2023 yang melonjak hingga 6,16%. Kinerja IHSG di 2024 mirip-mirip dengan kinerjanya di 2018, di mana saat itu IHSG juga merana hingga 2,54%.
Pergeseran alokasi aset dari saham juga diamini oleh pimpinan bank sentral Indonesia.
DBank Indonesia (BI) melihat ada pergeseran portfolio investasi secara global, maupun di Indonesia. Investor disebut mengurangi penempatan modal di saham, beralih ke emas.
"Dulu hampir semua portfolio investasi apakah saham obligasi maupun berbagai sekuritas itu semuanya ke Amerika Serikat," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025)
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Wajib Tahu, 3 Jenis Risiko Investasi Saham dan Obligasi