
Transformasi Digital, MAGI Garap Asuransi Mikro

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beradaptasi di masa pandemi Covid-19 PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI) fokus melakukan transformasi digital untuk menjaga efektivitas bisnis dan memperluas pasar. Bahkan kini MAGI juga masuk ke asuransi untuk segmen UMKM dan juga masyarakat atau konsumen yang lebih mikro.
"Hal ini sejalan dengan intensi pemerintah yang mau membawa perlindungan asuransi ke segmen yang lebih luas khususnya UMKM dan emerging konsumen. Kita tahu emerging konsumen di Indonesia sangat besar dan belum semuanya mengenal dan punya asuransi," kata Presiden Direktur & CEO PT Mandiri AXA General Insurance Enny dalam Insurance Week CNBC Indonesia, Rabu (7/7/2021).
Potensi pasar yang besar ini membuat MAGI ingin menjangkau pasar yang lebih luas sehingga lebih banyak masyarakat Indonesia yang terlindungi asuransi. Transformasi digital dan kerja sama dengan fintech pun menjadi kunci untuk menjangkau segmen mikro ini, tanpa harus membuka cabang baru.
"Pemanfaatan teknologi digital bisa buat reach out mereka karena zaman sekarang tidak mungkin membuka cabang dimana-dimana. Dengan digitalisasi menjadi sebuah cara menjangkau ke segmen tersebut," kata dia.
Potensi ini semakin besar seiring harapan pemerintah untuk meningkatkan jumlah usaha kecil dan mikro di Indonesia. Enny mengatakan bisnis kecil dan mikro justru memerlukan asuransi karena rentan dengan intervensi faktor eksternal.
"Misalnya ketika pandemi mobilitas terbatas buat bisnis mereka pukulannya kuat dan sangat berat. Makanya kami mau membantu supaya mereka bisnisnya bangkit lagi," ujarnya.
Asuransi mikro ini bukan hanya sebatas pada yang memiliki usaha, MAGI juga telah memperkenalkan parametric insurance untuk petani sejak tahun lalu. Perkenalan dan akuisisi produk dilakukan melalui kerja sama dengan fintech dan BPR di daerah masing-masing.
"Jadi memang kami melihat partnership ini sesuatu yang sangat strategis," tegas Enny.
Dalam pemasaran asuransi mikro, pihaknya juga mengantisipasi adanya missed selling pada produk asuransi. Hal ini pun mendorong MAGI membuat produk yang ditawarkan secara online lebih sederhana dan sesuai dengan kebutuhan individu. Produk asuransi online yang sederhana dan mudah dipahami juga menjadi arahan OJK.
"Produk online harus simpel mudah dipahami, nasabah harus mudah mendapatkan akses dan mudah untuk memahami apa yang dibayarkan asuransi, mana yang tidak, ini menjadi hal yang penting. Kami juga tetap menyediakan konsumen care center," katanya.
Pada 2020, perusahaan mencatat pendapatan premi yang dikontribusikan oleh channel partnership mencapai lebih dari 15%. Enny menegaskan pihaknya pun akan menyasar kerja sama strategis lain dengan insurtech, e-commerce, maupun perusahaan fintech lainnya. Kerja sama ini menurutnya juga menjadi salah satu investasi strategis MAGI untuk digital capability. Dengan peningkatan integrasi ini ke depannya diharapkan akan ada penurunan biaya-biaya yang biasanya timbul karena proses manual.
"Kami juga melihat integrasi ini akan mengurangi human error secara signifikan, jadi tujuan kami adalah perbaikan ke depannya efisiensi di sisi biaya, kualitas produk, dan minimalisasi error, kolaborasi dengan partner juga mendatangkan added value untuk konsumen," jelas Enny.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Sarankan Produk Asuransi Digital Lebih Sederhana