
Rekor Baru Infeksi Corona Tak Bikin IHSG Jiper untuk Naik

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan apresiasi 0,69% ke level 6.047,11 pada perdagangan kemarin (6/7/21) di tengah masih tingginya kasus Covid-19 di Tanah Air.
Data perdagangan mencatat, nilai transaksi hari ini sebesar Rp 12,4 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 63 miliar di pasar reguler.
dari dalam negeri, adalah perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kemarin, tambahan pasien positif corona membukukan rekor baru.
Per 6 Juli 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 2.345.018 orang. Bertambah 31.189 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah rekor penambahan kasus harian sejak virus corona mewabah di Tanah Air.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif baru adalah 23.350 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 10.628 orang setiap harinya. Terlihat jelas kurva kasus corona Indonesia semakin runcing, bukannya melandai.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 54 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham