
Rupiah Menang Lawan Dolar AS, Sama Dolar Australia-Singapura?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah boleh menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Namun di hadapan dua dolar lainnya, rupiah tertunduk lesu.
Pada Selasa (6/7/2021) pukul 13:02 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.959,23. Rupiah melemah 0,55% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara SG$ 1 dihargai Rp 10.766,14. Rupiah terdepresiasi 0,08%.
Dolar Australia memang sedang perkasa. Tidak cuma rupiah, dolar AS pun takluk.
Pada pukul 13:04 WIB, AUS$ 1 setara dengan US$ 0,76. Dolar Australia menguat hingga 0,7%.
Apresiasi mata uang Negeri Kanguru tidak lepas dari kenaikan harga bijih besi. Pada pukul 13:07 WIB, harga bijih besi tercatat US$ 221/ton, melonjak 1,61%. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini meroket 8,33%.
Bijih besi adalah komoditas andalan ekspor Australia. Sean Crick, Kepala Biro Statistik Australia (ABS), menyebutkan bahwa bijih besi adalah fondasi ekspor Australia dengan sumbangan 39% dari total ekspor pada Maret 2021. Pada Maret 2021, nilai ekspor bijih besi Australia mencapai AU$ 14 miliar, naik AU$ 2,5 miliar dari bulan sebelumnya.
Saat harga bijih besi naik, maka ekspor Australia akan ikut terangkat. Ini membuat pasokan valas di perekonomian Australia melimpah sehingga mata uangnya menguat.
Halaman Selanjutnya --> Ekonomi Singapura Menuju Normal
Sementara di Singapura, data ekonomi terbaru menjadi 'bensin' bagi laju penguatan mata uang Negeri Singa. Pada Mei 2021, penjualan ritel Singapura melesat 79,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Perlahan tetapi pasti, perekonomian Singapura pulih dari terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Singapura adalah negara Asia Tenggara pertama yang dihantam pandemi, sekaligus menjadi yang paling awal pulih.
Saat Produk Domestik Bruto (PDB) negara lain masih tumbuh negatif pada kuartal I-2021, Singapura sudah mampu tumbuh 1,3%. Saat negara-negara Asia Tenggara masih bergulat dengan pandemi, Singapura sudah lebih santai dan bahkan berencana menganggap Covid-19 layaknya flu biasa.
Perkembangan ini membuat investor angkat topi dan bersedia mengoleksi aset-aset di pasar keuangan Singapura. Di pasar saham, indeks Straits Times melonjak 1,34% pada pukul 13:18 WIB. Arus modal ini yang menjadi modal bagi keperkasaan dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menuju 5 Hari Melemah Lawan Dolar Australia
