Sedih, Rupiah Tertunduk Lesu di Hadapan 3 Dolar

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 July 2021 12:54
money changer
Ilustrasi Money Changer (REUTERS/Johannes P. Christo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah melemah hari ini. Ternyata melawan dolar Australia dan Singapura, nasib rupiah sama saja.

Pada Rabu (7/7/2021) pukul 12:03 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.495. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemudian AU$ 1 dibanderol Rp 10.865,45. Kali ini rupiah juga terdepresiasi 0,21%.

Lalu SG$ 1 dibanderol Rp 10.750,57. Rupiah melemah 0,14%.

Hari ini semestinya ada data yang bisa menjadi sentimen positif buat mata uang Tanah Air. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Juni 2021 sebesar US$ 137,1 miliar. Naik sekitar US$ 700 juta dibandingkan posisi bulan sebelumnya.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,2 bulan impor atau 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (7/7/2021).

Kuatnya cadangan devisa bisa menjadi modal bagi rupiah untuk tetap stabil. Namun ternyata kurang cespleng untuk membuat rupiah perkasa hari ini.

Apa pasal?

Halaman Selanjutnya --> Pandemi Menggerogoti Ekonomi

Sepertinya perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Diease-2019/Covid-19) mulai mempengaruhi benak pelaku pasar. Per 6 Juli 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 2.345.018 orang. Bertambah 31.189 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah rekor penambahan kasus harian sejak virus corona mewabah di Tanah Air.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif baru adalah 23.350 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 10.628 orang setiap harinya.

Apabila kondisi tidak kunjung membaik, maka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali akan terus berlangsung. Sebab, kebijakan ini punya target menekan angka kasus harian ke kisaran 10.000/hari hingga 20 Juli 2021. Kalau sampai 20 Juli 2021 nanti kasus harian belum mencapai target tersebut, maka bukan tidak mungkin PPKM Darurat bakal diperpanjang.

Akibatnya, pandemi virus corona bakal semakin membebani aspek sosial-ekonomi. Permbatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat akan membuat jutaan lapangan kerja hilang sehingga angka pengangguran dan kemiskinan melonjak. Pertumbuhan ekonomi pun semakin terbatas, belum bisa dipacu kencang.

"Apabila (Covid-19) Juli bisa dikendalikan dan Agustus ada aktivitas normal atau restriksi bisa dikurangi, maka ekonomi bisa tumbuh, kondisi pertumbuhan di atas 4% mendekati 5%. Namun apabila tidak bisa dikendalikan dan masih terus berlanjut, maka pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa turun di sekitar 4%. Ini yang harus diwaspadai," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular