Sektor Manufakturnya Terpuruk, Kurs Dolar Singapura Jeblok

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 July 2021 11:13
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura jeblok melawan rupiah pada perdagangan Senin (5/7/2021) setelah data menunjukkan sektor manufaktur Negeri Merlion merosot "dimakan" virus corona.

Pada pukul 10:47 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.745,3, dolar Singapura melemah 0,36% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

IHS Markit pagi ini melaporkan aktivitas manufaktur yang dilihat dari Purchasing managers' index (PMI) merosot ke 50,1 di bulan Juni, nyaris mengalami kontraksi. PMI tersebu turun jauh dari bulan sebelumnya 54,4, dan saat ini berada di level terendah dalam 7 bulan terakhir.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi sementara di atasnya ekspansi.

Singapura yang sempat mengetatkan pembatasan sosial di bulan Juni guna meredam penyebaran kasus penyakit virus corona (Covid-19) membuat sektor manufaktur Singapura terpukul.

Indonesia juga mengalami hal yang sama, tetapi masih lebih baik. IHS Markit melaporkan PMI manufaktur pada Juni 2021 sebesar 53,5, turun dari bulan sebelumnya sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

"Pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia pada Juni mengalami perlambatan akibat gelombang kedua serangan virus corona. Produksi tetap tumbuh dengan kuat meski dampak pandemi perlu dilihat dalam beberapa bulan ke depan.

"Secara umum, dunia usaha masih optimistis dengan masa depan produksi manufaktur. Namun gangguan akibat pandemi mulai menunjukkan tanda-tanda kewaspadaan," jelas Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, sehingga berlanjutnya ekspansi menjadi sangat penting guna memulihkan perekonomian.

Laju ekspansi tersebut berisiko melambat lebih jauh, sebab pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang lebih ketat pada 3 hingga 20 Juli.

Tujuannya menekan penambahan kasus Covid-19 ke bawah 10.000 per hari. Dalam 2 hari terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan lebih sari 27.000 kasus per hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular