
Rupiah Bikin Kurs Dolar Australia Keok 5 Hari, kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Australia sudah turun dalam 5 hari beruntun hingga Kamis kemarin (1/7), melawan rupiah sebelum rebound pada perdagangan hari ini.
Meski demikian, perdagangan Jumat (2/7/2021) ini masih belum berakhir, dan rupiah masih berpeluang berbalik menguat memperpanjang rentetan penurunannya.
Pada pukul 12:38 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.857,02, dolar Australia menguat 0,24% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara dalam 5 hari perdagangan terakhir dolar Australia melemah lebih dari 1%.
Terus merosotnya nilai tukar dolar Australia terjadi akibat virus corona varian delta yang menyerang, membuat 7 kota besar dikarantina atau lockdown.
Kota Sydney, Brisbane, Perth, Darwin, Townsville dan Gold Coast sudah melakukan lockdown, yang membatasi ruang gerak sekitar 12 juta warganya. Terbaru kota Alice Springs juga melakukan lockdown setelah virus corona delta terdeteksi di South Australia.
Lockdown yang kembali dilakukan tersebut tentunya membuat pemulihan ekonomi terganggu, dan bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) kemungkinan besar akan menambah stimulus moneter (quantitative easing/QE). Artinya, jumlah uang yang beredar bertambah banyak, dan secara teori mata uang akan melemah.
Australia di awal tahun ini sudah mampu meredam penyebaran virus corona, perekonomiannya pun berhasil bangkit dan lepas dari resesi di kuartal I-2021. Produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2021 tumbuh 1,1% YoY di kuartal I-2021. Pertumbuhan tersebut nyaris 2 kali lipat lebih tinggi dari konsensus di Trading Economics sebesar 0,6% YoY. Pertumbuhan tersebut merupakan yang pertama setelah mengalami kontraksi dalam 3 kuartal beruntun.
Gubernur RBA, Philip Lowe, mengatakan akan melakukan review apakah akan memperpanjang program QE pada rapat kebijakan bulan Juli. Nilai QE RBA saat ini sebesar AU$ 100 miliar (US$ 77 miliar) dan akan berakhir di bulan September.
Meski demikian, dolar Australia menjadi mata uang yang mampu menguat tajam melawan rupiah. Sepanjang semester I-2021, Mata Uang Negeri Kanguru ini melesat lebih dari 11%. Bahkan, pada pertengahan April lalu, dolar Australia sempat berada di atas Rp 11.300/AU$ yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2014.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga Diramal Naik, Dolar Australia Dekati Rp 10.400
