
Modal Minus, Cetak Rugi, Kini Global Teleshop Ganti Nama

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten ritel telepon seluler nasional mengumumkan pergantian nama perusahaan yang semula bernama PT Global Teleshop Tbk (GLOB) menjadi PT Globe Kita Terang Tbk.
Tidak dijelaskan secara spesifik alasan pergantian nama perusahaan yang memutuskan menghilangkan 'Teleshop' dari nama perusahaan.
"Perubahan nama perseroan yang semula Global Teleshop menjadi Globe Kita Terang sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tanggal 30 Juni 2021 yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn., notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Kemenkum HAM Surat Keputusan No. AHU0037357.AH.01.02.Tahun 2021 tanggal 30 Juni 2021," tulis manajemen GLOB, dikutip Jumat ini (2/7).
"Tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," tegas manajemen GLOB.
Pergantian nama ini dilakukan di tengah belum pulihnya kinerja perusahaan.
Jika melihat dari laporan keuangan terbaru kuartal I-2021, akumulasi penghasilan dari penjualan telepon seluler, kartu perdana dan voucher isi ulang serta penjualan aksesoris tidak mencapai setengah dari total penjualan perusahaan.
Sepanjang kuartal I-2021, GLOB hanya mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 8,84 miliar, turun 43% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 15,51 miliar.
![]() Lapkeu GLOB Q1 2021 |
Seperti yang telah dijelaskan di atas, penghasilan terbesar perusahaan bukanlah dari penjualan telepon seluler melainkan dari penjualan mesin dan peralatan kopi yang mencapai 57% dari total pendapatan perusahaan atau sebesar Rp 5 miliar.
Sedangkan penjualan telepon seluler hanya sebesar Rp 3,24 miliar, disusul oleh penjualan kartu perdana Rp 456,44 juta.
Perusahaan juga menjual bijih kopi dengan total pemasukan dari bisnis ini mencapai Rp 124,47 juta, lebih besar dari pendapatan dari penjualan aksesoris yang hanya sebesar Rp 10,86 juta.
Pergeseran penjualan perusahaan ini belum mampu menjadikan perusahaan mencetak laba, pada 3 bulan tahun ini masih tercatat rugi bersih sebesar Rp 828,21 juta dari semula mengalami laba bersih Rp 888,64 juta pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Sebagai informasi tambahan sepanjang tahun 2020 lalu perusahaan mencetak rugi hingga Rp 50,61 miliar.
Aset perusahaan memang mengalami kenaikan, akan tetapi nilai tersebut tercatat hanya senilai Rp 12,04 miliar, sangat mini jika dibandingkan dengan liabilitas perusahaan yang mencapai Rp 806,77 miliar. Lebih dari setengah dari liabilitas tersebut merupakan kewajiban jangka pendek sebesar Rp 426,66 miliar.
Besarnya liabilitas menyebabkan perusahaan mengalami defisiensi modal dengan ekuitas tercatat negatif di angka Rp 794,73 miliar.
Dalam kondisi keuangan acak-acakan, pada pembukaan perdagangan sesi-I Jumat (2/7) saham GLOB sempat bergerak di zona hijau.
Pada pukul 09.37 tercatat saham ini minus 1,46% turun ke level Rp 270/saham. Selama sebulan saham ini naik 2,29% dan sejak awal tahun telah tumbuh 147,71% meski memiliki kinerja keuangan yang buruk.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Derita Emiten Ponsel, Bertahan hingga Jualan Mesin Kopi
