Anak Usaha Mau IPO, BUMN Pupuk Setor Dividen & Pajak Rp 8,2 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 July 2021 13:20
Dok Pupuk Kaltim
Foto: Dok Pupuk Kaltim

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan setoran dividen dan pajak kepada negara sebesar Rp 8,25 triliun pada 2020.

Kontribusi tersebut terdiri dari dividen tahun 2020 sebesar Rp 588 miliar dan setoran pajak tahun 2020 sebesar Rp 7,67 triliun. Adapun penetapan dividen tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung Rabu kemarin (30/6).

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyatakan bahwa walaupun pertumbuhan ekonomi dan bisnis pupuk pada umumnya cukup terpengaruh oleh pandemi covid-19, namun perseroan masih tetap bisa mencatat kinerja yang cukup baik dan memberikan kontribusi kepada negara.

"Kami melakukan berbagai upaya dan langkah strategis agar tetap bisa mencapai kinerja perusahaan, walaupun di tengah pandemi Covid-19," ujar Bakir, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (1/7/2021).

Salah satu langkah strategis perusahaan di tahun 2020 adalah perubahan dari strategic holding menjadi activist holding, di mana Pupuk Indonesia sebagai holding mempunyai peran yang lebih aktif dalam kegiatan bisnis dan operasional perusahaan.

"Beberapa wujud dari perubahan peran holding tersebut adalah dengan adanya sentralisasi sejumlah fungsi, seperti pemasaran, pengadaan, riset, SDM, IT, dan lain-lain," jelas Bakir.

Perusahaan juga lebih gencar memperluas pasar ke sektor non subsidi, antara lain melalui pengembangan program Agro Solution dan juga Retail Management.

"Kami berupaya lebih mendekatkan diri dengan konsumen dan memenuhi kebutuhan petani dengan menyediakan produk-produk di luar pupuk subsidi, yang dapat membantu peningkatan produktivitas pertanian", kata Bakir.

Upaya dan langkah strategis tersebut, lanjut Bakir, tercermin pada sejumlah kinerja operasional perusahaan tahun 2020.

Pendapatan perusahaan pada 2020 mencapai Rp71,88 triliun. Untuk kinerja produksi, Pupuk Indonesia merealisasikan sebesar 19,38 juta ton. Jumlah ini terdiri dari produksi pupuk 12,3 juta ton dan non-pupuk 7,08 juta ton. Sedangkan total penjualan selama 2020 mencapai 14,37 juta ton.

"Dari kinerja operasional tersebut kami berhasil membukukan laba pada tahun 2020 sebesar Rp 2,33 triliun," ujar Bakir.

Walaupun perusahaan tengah menggenjot penjualan pupuk komersial, namun Bakir memastikan bahwa pihaknya tetap memprioritaskan penyediaan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah.

Pada tahun 2020, Pupuk Indonesia merealisasikan penyaluran sebesar 8,43 juta ton atau 63% dari total penjualan pupuk yang mencapai 13,37 juta ton.

Selain memberikan pajak dan dividen kepada negara, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia juga turut memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Untuk Program Kemitraan, Pupuk Indonesia menyalurkan pinjaman modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 89,02 miliar. Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan, Pupuk Indonesia menyalurkan bantuan total sebesar Rp 38,27 miliar.

Direktur Keuangan dan Investasi Pupuk Indonesia, Eko Taufik Wibowo, menambahkan bahwa kinerja tahun 2020 ini ditopang oleh efisiensi di berbagai bidang, termasuk dalam hal pendanaan.

"Perusahaan menerapkan sejumlah strategi di bidang keuangan, antara lain menjaga ketersediaan pendanaan secara efektif dan efisien lewat diversifikasi sumber pendanaan, serta mendapatkan sumber pendanaan yang lebih murah dibandingkan rata-rata yang ditawarkan di market," jelas Eko.

"Dan untuk tahun 2021, Pemegang Saham juga mengarahkan kita untuk menjaga kinerja dengan melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi beban-beban usaha," tambahnya.

Pupuk Indonesia juga merencanakan sejumlah proyek besar dalam rangka peningkatan kapasitas produksi dan daya saing, di antaranya adalah rencana pembangunan Pabrik Pusri 3B di Palembang serta pengembangan proyek amoniak-urea dan methanol di Papua Barat.

"Termasuk di antaranya rencana IPO Pupuk Kaltim," tutupnya.

Adapun PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), anak usaha Pupuk Indonesia, memang tengah membuka opsi untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/ IPO) sebagai salah satu strategi perusahaan memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha.

Namun demikian, kepastian jadi atau tidaknya IPO ini tidak akan dilakukan di dalam waktu dekat.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, rencana opsi skema pendanaan, termasuk salah satunya IPO, terutama karena perusahaan akan membangun pabrik pupuk baru di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Proyek pabrik amonia baru ini diperkirakan membutuhkan biaya hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Adapun kapasitas pabrik baru ini nantinya sekitar 1 juta ton per tahun.

Selain Rp 30 triliun untuk membangun pabrik baru, perusahaan juga membutuhkan dana sekitar Rp 8 triliun untuk pengembangan usaha yang ada saat ini.

Dengan demikian, dalam lima sampai enam tahun ke depan, menurutnya perusahaan membutuhkan dana sekitar Rp 38 triliun.

"Kami lagi cari pendanaan yang pas. Mungkin saat proyek di Bintuni ini sudah firmed (jelas), kalau AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sudah selesai dan lahan sudah siap, baru kami putuskan," tuturnya di Jakarta, Senin (26/04/2021).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikut Arahan Erick Thohir, Pupuk Kaltim Siap IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular