Analisis Teknikal

Bahaya Belum Usai, IHSG Bisa Longsor Lebih Dalam Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
28 June 2021 12:29
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke bawah level psikologis 6.000 pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (28/6/2021), menyusul berlarutnya kasus Covid-19 di Tanah Air.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.972,189 atau drop 50,2 poin (-0,83%) setelah sempat mencoba menguat tipis pada pukul 09:00 WIB. IHSG hanya mampu menyentuh level tertinggi 6.030,89 dalam beberapa menit, dengan level terendah di 5.966,573 jelang penutupan sesi pertama.

Sejak awal perdagangan IHSG dibuka terkoreksi, sebesar 0,12% di level 6.015,27. Investor asing menjadi pihak pemberat pergerakan dengan melakukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 259,58 miliar.

Nilai transaksi bursa masih tipis, yakni di kisaran Rp 6,3 triliun yang melibatkan 10 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 788.000-an kali. Sebanyak 335 saham melemah, 154 lainnya naik, dan 128 sisanya stagnan.

Aksi jual asing terjadi di tengah lonjakan kasus baru Covid ke rekor tertingginya, yakni 21.342 pada Sabtu (26/6/2021), dan relatif masih tinggi di angka 21.095 kemarin. Dus, Kementerian Kesehatan mencatat pasien positif corona berjumlah 2.093.962 orang di Indonesia.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 13.748 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.540 orang setiap harinya. Jumlah kasus aktif tercatat mendekati 200.000 tepatnya 194.776 orang. Ini adalah rekor tertinggi sejak pandemi.

Angka kasus aktif menunjukkan jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun karantina mandiri. Data ini menggambarkan seberapa berat beban yang ditanggung sistem pelayanan kesehatan.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.035. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.963.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 35 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular