Covid-19 Memburuk, IHSG Jatuh Lewati Level 6.000 di Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 June 2021 11:51
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke bawah level psikologis 6.000 pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (28/6/2021), menyusul berlarutnya kasus Covid-19 di Tanah Air.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.972,189 atau drop 50,2 poin (-0,83%) setelah sempat mencoba menguat tipis pada pukul 09:00 WIB. IHSG hanya mampu menyentuh level tertinggi 6.030,89 dalam beberapa menit, dengan level terendah di 5.966,573 jelang penutupan sesi pertama.

Sejak awal perdagangan IHSG dibuka terkoreksi, sebesar 0,12% di level 6.015,27. Investor asing menjadi pihak pemberat pergerakan dengan melakukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 259,58 miliar.

Nilai transaksi bursa masih tipis, yakni di kisaran Rp 6,3 triliun yang melibatkan 10 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 788.000-an kali. Sebanyak 335 saham melemah, 154 lainnya naik, dan 128 sisanya stagnan.

Aksi jual asing terjadi di tengah lonjakan kasus baru Covid ke rekor tertingginya, yakni 21.342 pada Sabtu (26/6/2021), dan relatif masih tinggi di angka 21.095 kemarin. Dus, Kementerian Kesehatan mencatat pasien positif corona berjumlah 2.093.962 orang di Indonesia.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 13.748 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.540 orang setiap harinya. Jumlah kasus aktif tercatat mendekati 200.000 tepatnya 194.776 orang. Ini adalah rekor tertinggi sejak pandemi.

Angka kasus aktif menunjukkan jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun karantina mandiri. Data ini menggambarkan seberapa berat beban yang ditanggung sistem pelayanan kesehatan.

Saham yang dilego asing terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 80,6 miliar dan Rp 32,5 miliar. Keduanya drop masing-masing sebesar 1,4% dan 3,25% menjadi Rp 30.525 dan Rp 4.760/unit.

Sebaliknya, saham yang masih diburu asing adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 52,1 miliar dan Rp 22 miliar. Sayangnya, kedua saham bank BUMN ini drop lebih dari 2% menjadi Rp 5.750 dan Rp 4.650/saham.

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) merajai transaksi dengan nilai Rp 592 miliar diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 278 miliar. Saham BRIS menguat 10,5% ke Rp 2.150 sementara BBRI melemah 0,75% menjadi Rp 3.960/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular