
Gerak Liar Saham Rumah Sakit Saat Tsunami Covid-19 Landa RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham pengelola rumah sakit (RS) melaju di zona hijau pada awal pembukaan pasar pagi ini, Senin (28/6/2021). Penguatan ini terjadi di tengah kasus harian baru Covid-19 di Indonesia yang mencetak rekor tertinggi pada Minggu (27/6) pekan lalu.
Berikut data pergerakan saham pemilik RS, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.15 WIB:
- Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), saham +12,10%, ke Rp 278, transaksi Rp 2 M
- Royal Prima (PRIM), +4,05%, ke Rp 308, transaksi Rp 76 M
- Prodia Widyahusada (PRDA), +3,22%, ke Rp 4.490, transaksi Rp 1 M
- Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), +2,55%, ke Rp 2.820, transaksi Rp 3 M
- Medikaloka Hermina (HEAL), +1,96%, ke Rp 5.200, transaksi Rp 1 M
- Siloam International Hospitals (SILO), -0,30%, ke Rp 8.300, transaksi Rp 215 juta
- Metro Healthcare Indonesia (CARE), -0,54%, ke Rp 366, transaksi Rp 93 juta
- Sarana Meditama Metropolitan (SAME), -0,74%, ke Rp 670, transaksi Rp 11 M
Menurut data di atas, saham emiten pemilik RS Mayapada, SRAJ, menjadi yang paling melonjak dengan kenaikan 12,10% ke Rp 278/saham. Saham SRAJ melanjutkan penguatan pada Jumat (25/6) pekan lalu, ketika ditutup menyentuh auto rejection atas (ARA) 34,78%.
Dengan ini, dalam sepekan saham SRAJ melonjak 33,33%, sementara dalam sebulan melejit 81,13%.
Di posisi kedua ada saham pengelola RS Royal Prima, PRIM, yang terkerek 4,05% ke Rp 308/saham. Saham PRIM melanjutkan penguatan pada Jumat pekan lalu, ketika naik 0,68%.
Sementara, saham pemilik jaringan RS Siloam Hospitals SILO malah melorot 0,30% ke Rp 8.300/saham. Saham pemilik RS Omni, SAME, juga melorot 0,74% setelah mencatatkan reli penguatan selama 6 hari beruntun.
Sepanjang bulan ini, penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia semakin tinggi hingga beberapa kali mencetak rekor kasus harian baru tertinggi sejak awal pandemi. Setelah sempat 'melandai' hingga menyentuh 2.385 kasus baru pada 15 Mei lalu, kasus baru Covid-19 kembali mencatatkan rekor 15.308 orang pada 23 Juni atau Rabu pekan lalu.
Kemudian, penambahan kasus baru Covid-19 terus melonjak tinggi sepanjang minggu lalu, yakni sebanyak 20.574 kasus baru pada 24 Juni, 21.095 kasus baru pada 25 Juni, 21.095 kasus baru pada 26 Juni, hingga yang terbaru mencapai 21.342 kasus baru pada Minggu (27/6) kemarin.
Dengan demikian, selama sepekan terakhir (20-26 Juni), penambahan kasus baru Covid-19 mencapai 117.790 orang. Secara total hingga Minggu (27/6), kasus Covid-19 di Tanah Air menjadi 2.115.304.
Kemudian, ada tambahan 8.024 kasus sembuh sehingga total menembus 1.850.481. Sementara itu kasus meninggal bertambah 409 sehingga total menjadi 57.138.
Satgas Covid-19 mencatat kasus aktif yang ada saat ini sebanyak 207.685 atau bertambah 12.909 dibandingkan sehari sebelumnya.
Penambahan kasus pun diiringi kenaikan angka kematian akibat Covid-19. Pada Minggu (27/6), jumlah kasus meninggal bertambah 409 kasus. Meski belum menyentuh rekor tertinggi seperti 28 Januari 2021 dengan tambahan kasus kematian 476 orang, tambahan ini tetap sangat tinggi. Saat ini total kasus kematian akibat Covid-19 di RI mencapai 57.138 kasus.
Sejak kasus Covid-19 menanjak menjadi belasan ribu per hari, angka kematian pun menanjak. Dalam enam hari terakhir bahkan kasus kematian tidak pernah di bawah 300 kasus per hari.
Dalam sepekan terakhir, angka kematian nasional akibat virus ini mencapai hampir 2.500 kasus atau tepatnya 2.491 kasus.
Seiring dengan peningkatan kasus Covid-19, sebanyak lima provinsi di RI mencatatkan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit (RS) untuk pasien Covid-19 di atas 80%. Agar pasien mendapatkan perawatan maksimal dan beban RS tidak terlalu berat, idealnya tingkat keterisian tempat tidur di bawah 70%.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga Sabtu (26/6), DKI Jakarta mencatatkan BOR paling tinggi, yakni 93%. Kemudian Banten mencatatkan keterisian tertinggi berikutnya, yakni 91%, Jawa Barat 89%, Jawa Tengah 87%, dan DI Yogyakarta 86%.
Menurut pendapat Epidemiolog UI Ede Surya Darmawan, kasus Covid - 19 Indonesia memasuki babak baru, dan belum bisa diprediksi sampai kapan.
"Kita memasuki babak baru untuk Indonesia, kasus itu sempat turun merupakan harapan yang tinggi ketika pada 17 Mei, kemudian naik tajam akhir Juni seperti sekarang. Kita belum tahu akan terus naik, kita tidak tahu belum ada yang bisa memprediksi," kata Ede dalam paparan acara Kementerian Perhubungan, Minggu (27/6/2021).
Dia mengerucutkan sumber masalah ini, yaitu karena banyaknya masyarakat yang nekat pulang kampung saat lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah kemarin. Juga termasuk masyarakat yang berwisata namun tidak mengikuti protokol kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham RS 'Ngacir' Berjamaah, Getol Diborong Angkatan Corona