
Lebih Gede dari GoTo, Taksi Online Ini Bidik Dana IPO Rp 57 T

Perusahaan bernama Xiaoju Kuaizhi (nama perusahaan DiDi Chuxing) ini melaporkan pendapatan US$ 21,6 miliar tahun lalu atau setara Rp 309 trillun.
Perusahaan taksi online ini juga membukukan laba kuartal terakhir ini (kuartal I-2021) senilai US$ 6,4 miliar atau Rp 92 triliun.
Secara khusus, perusahaan melaporkan laba bersih sebesar US$ 837 juta atau Rp 12 triliun sebelum pembayaran tertentu kepada pemegang saham, dan laba bersih komprehensif sebesar US$ 95 juta atau Rp 1,36 triliun untuk kuartal tersebut.
DiDi merupakan salah satu platform teknologi mobilitas terbesar di dunia, menyediakan berbagai layanan mobilitas, termasuk ride hailing, taxi hailing, dan bentuk mobilitas bersama lainnya.
Menurut prospektus yang diterbitkan Didi mengklaim berkontribusi terhadap 2% dari total mobilitas global dan 1% dari total kendaraan listrik dunia merupakan armada mereka.
DiDi beroperasi di hampir 4.000 kabupaten, dan kota di 15 negara, melayani lebih dari 493 juta pengguna aktif secara tahunan dan menggerakkan 41 juta transaksi rata-rata harian.
Adapun Uber memiliki 12,8% saham di perusahaan setelah menjual bisnis transportasi online ke DiDi pada 2016, sementara Vision Fund SoftBank memegang 21,5%.
Pada periode 2019 dan 2020, pendapatan Didi menyusut hampir 10% karena pandemi Covid-19 melanda China tahun lalu.
Namun, sebelum pandemi, pendapatan tumbuh 11% antara 2018 dan 2019. Selain itu, pendapatan telah rebound kembali di kuartal pertama karena pemulihan pandemi Covid-19 berjalan lancar, dengan pertumbuhan 107% di Q1 dari kuartal tahun sebelumnya.
Di Indonesia, GoTo, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia juga berencana dual listing atau IPO di dua bursa saham berbeda.
Salah satunya di Bursa Efek Indonesia dan kemungkinan besar informasi dari sejumlah sumber menyatakan IPO GoTo akan mengincar bursa Wall Street AS, bisa NYSE atau Nasdaq.
"Ini mimpi kami yang terpendam lama karena harus diwujudkan karena mimpi kami mitra driver dan merchant, khususnya seluruh pengguna kami bisa jadi pemegang saham kami. Prioritas kami bisa melantai di bursa Indonesia, dual listing, semoga bisa diwujudkan di tahun ini," kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya kepada CNBC Indonesia.
Belum jelas berapa dana IPO yang akan diincar GoTO. Namun Menurut CB Insights, saat ini valuasi Gojek mencapai US$ 10,5 miliar dan Tokopedia US$ 7,5 miliar atau totalnya US$ 18 miliar atau Rp 257 triliun. Bila menggunakan valuasi merger, maka target IPO, yang diramal sebesar 10%, bisa mencapai Rp 25 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
