Diminta BPK Cut Loss, BP Jamsostek Mau Jual Rugi 6 Saham Ini?

Market - Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 June 2021 11:35
Peserta BP Jamsostek konsultasi layanan tanpa kontak fisik dengan virtual di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Cilandak, Kamis (18/6/2020). Layanan secara virtual ini merupakan penerapan sesuai dengan protokol kesehatan tanpa harus kontak langsung antara petugas dan peserta BP Jamsostek dalam rangka mencegah penularan COVID-19. Kepala Kantor Cabang Puspitaningsih mengatakan adanya layanan konsultasi tanpa kontak fisik ini di Cabang Cilandak ini disesuaikan dengan aturan protokol kesehatan dan untuk memutus penyebaran Covid-19.  Kantor cabang ini menyediakan skat-skat yang dilengkapi layar monitor yang terhubung dengan petugas secara video conference untuk kebutuhan komunikasi dan verifikasi data. Foto: Layanan BPJS Ketenagakerjaan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menyatakan saat ini sudah mengkaji rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait cut loss (jual rugi) di enam saham yang menjadi portofolio perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Keenam saham tersebut antara lain, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BP Jamsostek, Irvansyah Utoh Banja mengatakan, perseroan senantiasa menindaklanjuti rekomendasi BPK soal investasi dan operasional berkaitan dengan pemeriksaan periode semester II 2020.

"Rekomendasi BPK untuk melakukan take profit atau cut loss saham-saham tertentu telah dikaji secara internal dan kebijakan terkait cut loss telah diusulkan untuk masuk dalam regulasi pemerintah yang mengatur tata kelola investasi BP Jamsostek," kata Utoh, kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/6/2021).

Dia menambahkan, sepanjang tahun 2020, BP Jamsostek tercatat membukukan kenaikan aset Dana Jaminan Sosial (DJS) sebesar 13,2% dari tahun sebelumnya dan memberikan imbal hasil Jaminan Hari Tua (JHT) 5.59% di atas rata-rata bunga deposito bank pemerintah sebesar 3.63%.

"BP Jamsostek berkomitmen untuk selalu memperbaiki tata kelola pengelolaan investasi dan memberikan hasil pengembangan yang optimal kepada seluruh peserta," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, BPK menemukan permasalahan signifikan dalam pengelolaan investasi pada BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini berdasarkan pemeriksaan pada tahun 2018-November 2020.

BPK menilai, permasalahan dalam berinvestasi terutama di reksa dana dan saham, mengakibatkan BP Jamsostek kehilangan kesempatan memperoleh hasil pengembangan dana secara optimal.

Ini disebabkan ketidakjelasan keputusan cut loss atau take profit, menanggung risiko tinggi apabila reksa dana yang dimiliki 100% mengalami penurunan kinerja atau rugi tanpa adanya sharing risiko.

Potensi loss yang tinggi dari investasi saham dan reksa dana ini dinilai BPK, berpotensi tidak dapat memenuhi dana amanat dari para peserta program jaminan sosial terutama program JHT dan JP.

Oleh karenanya, BPK merekomendasikan kepada Direktur Utama BPJS TK membuat mekanisme cut loss secara jelas dan tegas, sehingga dapat dijadikan pedoman pengambilan keputusan. Juga melakukan cut loss di beberapa saham.

"Mempertimbangkan untuk melakukan take profit atau cut loss saham-saham yang tidak ditransaksikan antara lain saham SIMP, KRAS, GIAA, AALI, LSIP, dan ITMG," tulis BPK dalam laporan IHPS Semester II-2020 yang dikutip, Selasa (22/6/2021).

Selain itu, BPK juga merekomendasikan agar BP Jamsostek melakukan rekomposisi kepemilikan reksa dana untuk mengantisipasi terjadinya ketidakstabilan pasar dengan mempertimbangkan risiko dan hasil investasi yang lebih optimal.

Selanjutnya, agar BP Jamsostek juga menyusun dan menerapkan langkah-langkah pemulihan unrealized loss secara rinci dengan tidak hanya menggantungkan pada faktor uncontrollable seperti IHSG serta memulihkan likuiditas dan solvabilitas Program JHT minimal pada angka 100%.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Cek Fakta, Benarkah Hasil Investasi BPJS TK Rendah?


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading