Roundup

Intip 9 Kabar Bursa Saham: Jadwal IPO Bukalapak-Bank MAS

Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 June 2021 08:05
Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan unicorn Indonesia, Bukalapak, akhirnya sampai pada titik terangnya. Prosesnya sudah dimulai dan tak lama lagi hal yang dinantikan banyak pelaku pasar akan segera terwujud.

Sementara itu, dari rilis laporan keuangan sejumlah emiten, tercermin kinerja yang kurang menyenangkan, serta terdapat sederet kabar emiten lainnya.

CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan kemarin, Rabu (23/6/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan akhir pekan, Kamis (24/6/2021) dibuka.

1. Wah! Dokumen IPO Bukalapak Bocor, Terungkap 5 Underwriter

Pelaku pasar modal dikejutkan dengan beredarnya dokumen mini expose milik PT Bukalapak.com berkaitan dengan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang akan diajukan di Bursa Efek Indonesia. Mini expose biasanya dipaparkan calon emiten ketika hendak melantai di BEI.

Dalam dokumen paparan mini yang diperoleh CNBC Indonesia dari sumber pasar, terungkap jadwal IPO (timeline), beserta dengan konsultan hukum dan perusahaan penjamin emisi (underwriter) sekuritas global dan domestik.

Disebutkan Bukalapak akan menawarkan saham maksimal sebanyak 25% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

Untuk periode pembentukan harga (bookbulding) dan road show dijadwalkan dimulai pada 28 Juni, penetapan harga IPO 9 Juli, pendaftaran final OJK 13 Juli, ekspektasi pernyataan efektif OJK 21 Juli, masa penawaran umum 23-27 Juli, dan target listing di BEI 29 Juli.

2. Bank Milik Wings Group Jual Saham IPO Rp 3.360, Mahal Gak ya?

Bank yang terafiliasi dengan Wings Group, PT Bank Multiarta Sentosa (Bank MAS) bakal mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir Juni ini.

Berdasarkan prospektus IPO yang dipublikasikan di media massa, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 186.176.500 saham atau sekitar 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran umum Rp 3.360 per saham.

3. Suspensi DCII Belum Dibuka, 2 Saham Ini Malah 'Digembok' BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan sementara (suspensi) saham emiten produsen alat elektronik rumah tangga PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) dan emiten teknologi PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) mulai perdagangan sesi I, Rabu (23/6/2021).

Pihak bursa 'menggembok' keduanya sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut. Adapun suspensi dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.

"Dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan," jelas pihak BEI, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (23/6/2021).

4. Kok Garuda Dilarang Terbang ke Hong Kong, Ada Apa nih?

Maskapai BUMN, Garuda Indonesia dilarang mendarat di Hong Kong hingga 5 Juli mendatang. Larangan ini seiring dengan adanya tujuh kasus impor Covid-19 baru di Negeri Administratif China itu.

Padahal hingga Rabu ini (23/6), menjadi hari ke 15 bagi Hong Kong dengan tidak mencatatkan infeksi Covid-19 lokal baru, sehingga masih sebanyak 11.896 orang.

Melansir China Daily HK, Senin (22/6/2021), pasien terakhir termasuk enam wanita dari Indonesia dan seorang pria berusia 51 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan yang jelas.

5. Demi Ekspor RI, BCA 'Suntik' Pinjaman ke LPEI Rp 3 T

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), memberikan pinjaman kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank senilai Rp 3 triliun.

Dukungan pendanaan ini diharapkan akan memperkuat strategi bisnis LPEI dalam melaksanakan mandat undang-undang untuk mengakselerasi ekspor.

Fasilitas kredit tersebut merupakan time loan facility senilai Rp 3 triliun dengan tenor 2 tahun yang terdiri dari time loan non-revolving 1 Rp1,5 triliun dan time loan non-revolving 2 Rp500 miliar dengan tenor 2 tahun dan tambahan time loan non-revolving 3 senilai Rp 1 triliun dengan tenor 2 tahun.

6. Krakatau Siap Rilis Obligasi Wajib Konversi, Bidik Rp 800 M

Emiten produsen baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), akan segera menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) atau Mandatory Convetible Bond (MCB) seri B senilai Rp 800 miliar.

OWK Seri B ini merupakan bagian dari penerbitan OWK senilai Rp 3 triliun dan telah diterbitkan seri A senilai Rp 2,2 triliun pada tanggal 30 Desember 2020 lalu.

Mengacu prospektus yang dipublikasikan KRAS di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, nantinya surat utang tersebut akan dikonversi menjadi saham baru dalam perseroan.

NEXT: Cek Kabar Emiten Lainnya

7. PPKM Mikro Makin Ketat, 74 Gerai Matahari Kena Imbas

Kebijakan pemerintah memberlakukan pengetatan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro mulai Selasa 22 Juni 2021 berimbas pada emiten di sektor ritel.

Emiten ritel Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), menyampaikan bawah terkait dengan kebijakan tersebut perseroan akan sepenuhnya mematuhi dan mendukung semua upaya yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pelanggan dan karyawannya meskipun turut berimbas pada operasional gerai yang dikelola LPPF.

"Matahari memiliki 74 gerai di seluruh Indonesia, 50% dari total gerai yang terdampak atas jam operasional yang lebih singkat, peraturan jam malam, atau pembatasan terkait Covid lainnya yang diberlakukan untuk menghambat penyebaran pandemi," tulis Corporate Communications Matahari, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu ini (23/6).

8. Pandemi, Laba Induk Jasa Keuangan Sinarmas Drop 21% di Q1

Perusahaan induk jasa keuangan Grup Sinarmas PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang triwulan pertama tahun ini.

Menurut laporan keuangan kuartal I 2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/6/2021), laba bersih SMMA tercatat merosot 21,01% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 283,25 miliar, dari Rp 358,61 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kendati laba bersih tertekan, pendapatan perusahaan naik 35,01% dari Rp 8,08 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 10,91 triliun per akhir Maret 2021.

9. Laba Duo Sinarmas TKIM-INKP Drop di Q1, Ada Pemicunya?

Dua emiten kertas Grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) melaporkan kinerja keuangan yang berakhir pada periode 31 Maret 2021.

Sayangnya, mengacu data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), keduanya sama-sama mencatatkan penurunan laba bersih di 3 bulan pertama tahun ini.

Sampai dengan periode kuartal I tahun ini, INKP tercatat membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 139,27 juta yang setara Rp 1,94 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular